Rabu 22 Jul 2015 16:23 WIB

YLKI: Penumpang Menunggu Terlaksananya Kereta Api Bandara

Rep: C18/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Arus Balik Bandara Soetta: Penumpang menunggu barang bawaan mereka di terminal kedatangan 1C Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/7).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Arus Balik Bandara Soetta: Penumpang menunggu barang bawaan mereka di terminal kedatangan 1C Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kereta Api yang akan menuju bandara Soekarno-Hatta nyatanya sangat dinanti oleh pengguna jasa bandara. Berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) penumpang kerap mengeluhkan sulitnya akses menuju bandara Soekarno-Hatta.

"Sulit untuk menuju bandara Soekarno-Hatta. Kereta api yang menuju bandara sangat dinanti-nanti penumpang," terang Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, Selasa (21/7) di Tangerang.

Sayangnya, pembangunan angkutan kereta api bandara Soekarno-Hatta kini tengah dihentikan sementara. Hal tersebut dikarenakan PT Angkasa Pura tengah fokus mengerjakan perbaikan listrik serta jaringan lainnya di terminal 3.

Tulus mengatakan armada kereta api ditunggu penumpang lantaran armada bus dan taksi yang masih minim. Terlebih armada bus Damri yang populasinya jauh dibawah taksi.

"Padahal daya angkut bus lebih banyak ketimbang taksi," terangnya.

Tulus menyarankan PT Angkasa Pura II seharusnya lebih fokus pada penambahan armada bus. Namun, lanjutnya, penumpang juga kerap mengeluhkan pelayanan armada bus Damri yang buruk.

"Bus Damri itu biasa berputar beberapa kali ke terminal-terminal tunggu penumpang penuh sampai setengah jam. Itu dianggap buang-buang waktu dan tidak efektif," kata Tulus.

Sebelumnya untuk menyambut arus balik melalui Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II menambal kekurangan armada akngkutan umum seperti taksi sebanyak 1.400 unit dan bus sebesar 200 unit.

"Kita juga tambahkan armada Suttlebus untuk melayani penumpang yang akan keluar area bandara," terang Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement