Selasa 14 Jul 2015 11:01 WIB

Peternak Sebut Kenaikan Harga Daging Sapi karena Perhitungan Pemerintah

Rep: Iit Septiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) bersama dengan Komisi IV DPR RI memeriksa daging sapi saat mengunjungi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero), di Desa Gandasari, Kecamatan Cibitung Barat, Bekasi, Jawa Barat (8/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) bersama dengan Komisi IV DPR RI memeriksa daging sapi saat mengunjungi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero), di Desa Gandasari, Kecamatan Cibitung Barat, Bekasi, Jawa Barat (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga daging sapi di Jakarta mencapai Rp 120 ribu per kilo. Menanggapi kenaikan itu, Ketua Asosiasi Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (APSKI) Teguh Budiana, mengaku tak terkejut.

Ia mengungkapkan, harga daging memang sudah diprediksi akan melonjak tinggi jelang lebaran. "Jadi begini, sekarang ini pasokan dari feedlotter menurun, mereka ada kebijakan untuk mengurangi stok, sehingga mempertahankan agar di kuartal ketiga punya stok," jelasnya, kepada Republika.

Ia menambahkan, para pedagang daging pun protes karena pengurangan tersebut. Hanya saja Teguh menyebutkan, faktor lainnya faktor lainnya adalah harga yang memang cenderung naik jelang Idul Fitri.

Teguh menyatakan, pengurangan terjadi karena hitungan pemerintah yang tak akurat. "Ini masalah serius, karena kalau sampai terjadi hitungan pemerintah tidak akurat, jangan sampai menyebabkan pengurangan sapi domestik," jelasnya.

Dirinya mengimbau, pemerintah harus lebih hati-hati dalam menghitung keseimbangan suplai dan permintaan. Ia pun menyebutkan, sejak empat hari lalu para pedagang sudah mulai menaikkan harga daging hingga Rp 2000 per kilo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement