Senin 13 Jul 2015 17:22 WIB

APKSI: Kenaikan Tinggi Harga Daging Sudah Terprediksi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Satya Festiani
 Pedagang sedang memotong bagian daging di pasar tradisional, Jakarta, Senin (13/7).   (Republika/Tahta Aidilla)
Pedagang sedang memotong bagian daging di pasar tradisional, Jakarta, Senin (13/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga daging sapi di Jakarta mencapai Rp 120 ribu per kilo. Menanggapi kenaikan itu, Ketua Asosiasi Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (APSKI) Teguh Budiana, mengaku tak terkejut.

Ia mengungkapkan, harga daging memang sudah diprediksi akan melonjak tinggi jelang lebaran. "Jadi begini, sekarang ini pasokan dari feedlotter menurun, mereka ada kebijakan untuk mengurangi stok, sehingga mempertahankan agar di kuartal ketiga punya stok," jelasnya, kepada Republika, Senin, (13/7).

Ia menambahkan, para pedagang daging pun protes karena pengurangan tersebut. Hanya saja Teguh menyebutkan, faktor lainnya adalah harga yang memang cenderung naik jelang Idul Fitri.

Teguh menyatakan, pengurangan terjadi karena hitungan pemerintah yang tak akurat. "Ini masalah serius, karena kalau sampai terjadi hitungan pemerintah tidak akurat, jangan sampai menyebabkan pengurangan sapi domestik," jelasnya.

Dirinya menghimbau, pemerintah harus lebih hati-hati dalam menghitung keseimbang suplai dan permintaan. Ia pun menyebutkan, sejak empat hari lalu para pedagang sudah mulai menaikkan harga daging hingga Rp 2000 per kilo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement