Ahad 05 Jul 2015 15:52 WIB

Hadapi MEA, Kemenperin Usung Strategi Ganda

Rep: C32/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perindustrian Saleh Husin berfoto bersama pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah usai memberi sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kewirausahaan dan Seminar Nasional dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan tema “Spirit
Foto: Kemenperin
Menteri Perindustrian Saleh Husin berfoto bersama pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah usai memberi sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kewirausahaan dan Seminar Nasional dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan tema “Spirit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan mulai berlaku pada akhir 2015. Dengan berlakunya hal tersebut, maka dituntut adanya daya saing yang kuat dari negara-negara di kawasan tersebut.

“Indonesia akan usung strategi ganda yaitu ofensif dan defensif untuk memenangi persaingan dalam MEA,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, Ahad (5/7).

Saleh menjelaskan, strategi ofensif akan dilakukan dengan membangun pusat pendidikan dan pelatihan industri. Implementasi yang dilakukan nantinya berkaitan dengan penguatan sektor Industri Kecil Menengah (IKM) antara lain pemberian insentif bagi IKM melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan.

Lalu untuk strategi defensif, ia menyatakan dapat dilakukan dengan konsentrasi pada penyusunan Standar Nasional Indonesia untuk produk-produk manufaktur. “Saat ini sudah tersusun 50 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sektor industri,” jelas Saleh.

Selain itu, ada 25 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang disertakan. Saleh menegaskan, secara progresif diupayakan penambahan 15 SKKNI dan 10 LSP sektor industri setiap tahunnya yang diutamakan bidang industri prioritas.

"Kita juga fokus pada penumbuhan wirausaha industri melalui pelatihan wirausaha baru dan bantuan start up capital," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement