REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian optimistis pertumbuhan industri secara nasional tetap berada di angka enam persen, meskipun pertumbuhan ekonomi nasional maupun dunia cenderung melambat. "Pak Menteri belum merevisi target," kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat, di Jakarta, Selasa (30/6).
Ia mengatakan pihaknya masih memasang target pertumbuhan industri nasional pada angka 6,3 sampai 6,7 persen tahun ini. "Kami masih berharap pada dampak program hilirisasi terhadap pertumbuhan industri," ujarnya.
Ia yakin meskipun butuh waktu program hilirisasi terutama untuk produk pertanian dan perkebunan, serta pertambangan akan memberi dampak berantai tidak hanya pada nilai tambah, tapi juga pada pertumbuhan industri secara menyeluruh.
"Saat ini harga komoditas sedang turun dan permintaan ekspor melemah, karena itu program hilirisasi semakin digenjot," ucap Syarif.
Selain itu, ia melihat masih ada kelompok industri yang tumbuh yaitu di sektor industri makanan, minuman, dan tembakau. "Trennya masih positif," ujarnya.
Syarif juga melihat pertumbuhan industri pulp dan kertas memiliki peluang untuk tumbuh, karena bahan bakunya sebagian besar berasal dari dalam negeri.
Sedangkan industri lain yang mengandalkan bahan baku impor, diperkirakan tidak mampu tumbuh signifikan atau bahkan turun, seperti pada industri permesinan dan tekstil.