REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan sulit menguat kembali. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di level Rp 13.317 per dolar AS pada Selasa (30/6), menguat dari penutupan perdagangan pada Senin (29/6) di Rp 13.339 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 13.332 per dolar AS, dibandingkan posisi Senin di level Rp 13.356 per dolar AS.
"Dari 2013 saya selalu bilang rupiah itu sudah sulit menguat karena tekanan bukan dari luar tapi dari dalam," ujar Direktur Global Market HSBC Ali Setiawan dalam diskusi bersama media di Jakarta, Selasa (30/6).
Menurutnya, tekanan dari dalam itu bersumber dari kebutuhan dolar yang selalu tumbuh. Sedangkan pada 2015 rupiah melemah mulai Maret, karena tekanan dalam negeri adanya kebutuhan dolar secara musiman dari pembayaran deviden.
Ali menjelaskan, rupiah sulit menguat karena tekanan rupiah dari dalam negeri sudah besar, kemudian tekanan dari luar seperti kondisi Yunani dan normalisasi kebijakan the Fed.
Ali memprediksikan pada akhir tahun rupiah akan berada di level Rp 13.800 per dolar AS. Sementara, prediksi dari hampir semua bank di market konsensus melihat rupiah di kisaran Rp 13.800-Rp 14.000 pada akhir tahun.