Selasa 30 Jun 2015 14:07 WIB

Industri Galangan Kapal Perlu Kolaborasi dengan Investor Asing

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Satya Festiani
Pengembangan Industri Galangan Kapal-Sejumlah kapal menunggu proses bongkar muat di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (30/6).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pengembangan Industri Galangan Kapal-Sejumlah kapal menunggu proses bongkar muat di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal Nasional dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy Kurniawan Logam mengatakan, perusahaan galangan kapal dalam negeri sudah mampu membuat kapal dengan kualitas baik dan bersaing. Galangan kapal merupakan industri yang padat modal, sehingga diharapkan investor asing dan investor dalam negeri dapat berkolaborasi.

"Kita selalu welcome dengan investasi asing, tapi alangkah indahnya jika mereka bisa berkolaborasi dengan investor di dalam negeri sehingga kemampuan galangan lokal bisa tumbuh," ujar Eddy, di Jakarta, Selasa (30/6).

Dengan demikian, menurut Eddy, investasi asing yang datang tidak bersaing dengan industri galangan dalam negeri melainkan untuk bersinergi dalam rangka meningkatkan kapasitas industri galangan kapal lokal. Eddy mengatakan, bentuk kolaborasi yang dilakukan bisa melalui kepemilikan saham. Negara-negara yang memiliki industri galangan cukup maju seperti Jepang dan Korea mempunyai tingkat suku bunga yang murah.   

"Jika bisa bawa pendanaan maka bisa menciptakan iklim investasi yang menarik, karena sumber pendanaan lebih murah," kata Eddy.

Eddy mengatakan, bunga pembiayaan di Indonesia saat ini mencapai 13 persen, sedangkan di negara lain seperti Cina, Jepang, dan Korea bungnya lebih rendah yakni antara 5 persen sampai 6 persen. Apabila pemerintah melihat galangan kapal sebagai industri yang strategis, seharusnya ada paket kebijakan khusus dari segi perbankan misalnya, mensubsidi bunga. Sehingga bunga bank di sektor galangan kapal bisa lebih mudah dan bisa menghasilan kapal dengan kualitas bagus dan berdaya saing.

Selain itu, kemajuan industri galangan kapal di dalam negeri juga dapat menekan impor kapal sehingga devisa negara yang lari keluar bisa dikurangi. Kebijakan lainnya yang diminta oleh pelaku usaha agar dapat mendukung industri galangan kapal yakni penetapan bea masuk nol persen.

Eddy mengatakan, Iperindo juga telah menandatangi MoU dengan Taiwan untuk kerja sama meningkatkan kapasitas pekerja lokal. Pasalnya, Taiwan memiliki teknologi galangan kapal yang mumpuni sehingga melalui kerja sama tersebut diharapkan ada transfer teknologi, dan dapat memajukan industri galangan kapal dalam negeri.

"Akhir tahun ini para pekerja kita akan dikirim ke Taiwan untuk magang dan diharapkan saat kembali ke Indonesia bisa membawa teknologi baru," kata Eddy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement