REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Masyarakat diminta mewaspadai peredaran uang palsu selama Ramadhan dan menjelang Lebaran 2015. Untuk mengantisipasi meningkatnya peredaran uang palsu, Bank Indonesia Jember meningkatkan kegiatan sosialisasi tentang keaslian uang rupiah.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Jawa Timur, M Lukman Hakim, mengatakan, biasanya sosialisasi dilakukan sebanyak empat kali dalam sebulan. Tetapi kini ditingkatkan menjadi enam hingga delapan kali dalam sebulan.
"Dengan penambahan jadwal sosialisasi diharapkan masyarakat dapat semakin paham untuk membedakan uang rupiah yang asli dan uang palsu melalui 3D yakni dilihat, diterawang, dan diraba," tuturnya, Senin (29/6).
Lokasi yang akan digunakan untuk kegiatan sosialisasi keaslian uang rupiah, di antaranya tempat-tempat yang ramai dan menjadi lokasi berkumpulnya masyarakat. "Kegiatan sosialisasi akan lebih dipusatkan di tempat-tempat yang memang menjadi sentra berkumpulnya masyarakat seperti pasar tradisional dan tempat perbelanjaan," paparnya.
Lukman juga mengimbau warga tidak menukarkan uang di luar perbankan atau membeli uang pecahan baru di jalanan. Kerena peredaran uang palsu cenderung meningkat selama Ramadhan hingga Lebaran.
"Sebaiknya menukarkan uang pada outlet resmi perbankan, agar terjamin keaslian dan jumlah lembar uang yang ditukar," katanya.
Ia menjelaskan transaksi selama Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah cederung meningkat, sehingga BI Jember meminta warga berhati-hati dalam bertransaksi, agar terhindar dari uang palsu. "Untuk mengurangi peredaran uang palsu, kami berupaya untuk memadukan layanan pembayaran tunai dan non-tunai menjelang Lebaran dan juga dalam rangka mewujudkan alat pembayaran nontunai (less-cash society)," ujarnya.