REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat inflasi Juni 2015 diyakini mengalami peningkatan. Namun, pemerintah optimistis tingkat inflasi masih relatif terkendali dan tidak akan naik signifikan dari angka inflasi Mei 2015 yang sebesar 0,50 persen.
Deputi Ekonomi Makro dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus mengatakan, berdasarkan observasi mingguan yang dilakukan Kementerian Perdagangan dan Bank Indonesia terhadap perkembangan harga komoditas barang kebutuhan pokok, memang terjadi kenaikan harga karena memasuki bulan Ramadhan. "Tapi masih relatif terkendali," kata Bobby kepada Republika, Senin (29/6).
Bobby menambahkan, pemerintah selalu aktif melakukan pengawasan, komunikasi, dan operasi pasar di seluruh wilayah. Memang, ujar dia, inflasi akan lebih tinggi dari bulan lalu sebagai dampak Ramadhan. "Mudah-mudahan inflasi year to date (Januari-Juni) masih di bawah 1 persen," Bobby berharap.
Pada bulan Mei, inflasi tercatat 0,50 persen. Itu merupakan angka inflasi bulanan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sementara inflasi tahun kalender atau Januari-Mei tercatat 0,42 persen.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara tak mau berspekulasi mengenai angka inflasi Juni. "Kita tunggu saja angka resmi inflasinya dari BPS," kata Suahasil.
Kendati begitu, Suahasil tak menampik jika tingkat inflasi akan lebih tinggi. "Bulan Ramadhan memang konsumsi meningkat, maka harga agak naik," ujarnya.