Jumat 26 Jun 2015 14:48 WIB

Jaga Pasokan Lebaran, Industri Mamin Tingkatkan Produksi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Konsumen memeriksa kandungan isi sebuah produk makanan kemasan.
Konsumen memeriksa kandungan isi sebuah produk makanan kemasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik & Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Rahmat Hidayat mengatakan, sekitar dua bulan menjelang ramadan industri makanan dan minuman (mamin) sudah mengejar produksi mencapai 20 persen. Selain itu, industri mamin juga sudah melakukan building stock ke distributor.

"Industri makanan dan minuman olahan justru menunggu momen ramadan dan lebaran ini sebagai booster untuk mengejar pertumbuhan dari bulan sebelumnya," ujar Rahmat di Jakarta, Jumat (26/6).

Rahmat mengatakan, adanya pembatasan distribusi logistik bahan pokok sangat berpengaruh bagi produsen produk makanan dan minuman olahan. Terutama, bagi produk olahan yang sifatnya fast moving atau memiliki masa kadaluarsa yang pendek. Memang, pemerintah sudah membuat pengecualian untuk truk pengangkut bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) mendapatkan prioritas.

Namun, seringkali implementasinya di lapangan tidak sesuai dan hal ini dapat menganggu pasokan di pasar. "Biasanya tetep aja truk pengangkut makanan dan minuman di stop juga, oleh karena itu pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap implementasinya," kata Rahmat.   

Selain itu, menurut Rahmat pemerintah juga harus lebih keras mengkontrol oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan tidak wajar dengan memanfaatkan momen ramadan dan lebaran, terutama untuk fresh food atau makanan segar. Pasalnya, kenaikan harga yang terjadi pada makanan segar juga berpengaruh terhadap industri makanan dan minuman olahan, karena digunakan sebagai bahan baku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement