Kamis 25 Jun 2015 18:13 WIB

Kargo LNG Kelima Perta Arun Gas Tiba Sesuai Jadwal

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jaringan Pipa Gas, Pertagas (Pertamina Gas)
Foto: ROL/Agung Sasongko
Jaringan Pipa Gas, Pertagas (Pertamina Gas)

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEMAUWE -- Anak perusahaan PT. Pertamina Gas, PT. Perta Arun Gas (PAG), yang mengoperasikan Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun, Kamis (25/6) menerima kargo LNG kelima dari Kilang LNG Tangguh dengan volume sekitar 138.000 m3.

Direktur Utama PAG Teuku Khaidir mengatakan kehadiran kargo LNG kelima itu untuk mendukung ketahanan energi nasional, khususnya di wilayah Sumatera bagian Utara. "LNG tersebut akan dipasok kepada pembangkit listrik PLN di Belawan melalui pipa transmisi gas Arun-Belawan," ungkapnya di Kantor PAG, Desa Blang Lancang, Lhoksemauwe, Kamis (26/6).

Khaidir menambahkan sejak menerima kargo perdana pada 19 Februari lalu, Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun telah beroperasi dengan aman dan lancar. Kata Khaidir, Plant availability factor hingga akhir Mei lalu hampir 100 persen dan hal ini sebagai bukti bahwa fasilitas tersebut handal dalam menerima dan meregasifikasi LNG untuk dipasok kepada konsumen.

"Tentu pencapaian ini sangat membanggakan dan kami akan meneruskannya secara konsisten menjaga kesinambungan operasinya," lanjutnya. Apalagi, terhitung sejak 10 Juni, PAG  sudah 100 persen mengoperasikan fasilitas ini, setelah sebelumnya bekerjasama dengan Rekayasa Industri selaku kontraktor EPC.

Dengan masuknya kargo LNG yang kelima ini, lanjut Khaidir, serapan gas PLN akan kembali meningkat menjadi di atas 90 mmscfd, dari rata-rata sebelumnya sekitar 75 mmscfd. Ia melanjutkan, sesuai dengan kontrak, pasokan gas untuk PLN akan meningkat secara bertahap hingga ke depannya akan mencapai stabil pada level 105 mmscfd

"Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun akan memegang peranan penting bagi bisnis gas alam Pertamina di masa mendatang," sambung Khaidir.

Khaidir menambahkan, fasilitas yang merupakan hasil modifikasi kilang LNG yang pertama kali di dunia itu akan menjadi sumber tumpuan utama bagi pemenuhan kebutuhan gas industri dan listrik, tidak hanya di wilayah Nangroe Aceh Darussalam, tetapi juga wilayah Indonesia lainnya.

Dengan statusnya sebagai hub yang memiliki potensi kapasitas storage LNG sebesar 12 juta ton per tahun, ia menilai, Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi LNG Arun memungkinkan Pertamina untuk mencari sumber pasokan LNG yang kompetitif dari berbagai sumber dan memasok berbagai destinasi pasar, dengan kebutuhan domestik sebagai prioritas utama.

Lanjutnya, fasilitas tersebut juga dapat menjadi pengumpan bagi fasilitas Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG atau Floating Storage and Regasification Unit yang sudah ada maupun yang akan dibangun Pertamina.

Selain telah mendapatkan komitmen pasokan dari kilang-kilang LNG domestik, Pertamina juga sudah memastikan pasokan dari sumber-sumber luar negeri.

Pertamina mendapatkan kepastian pasokan LNG dari Cheniere Corpus Christi, Amerika Serikat sebanyak 1,5 juta ton mulai 2019 selama 20 tahun, juga dari Afrika sebanyak 1 juta ton per tahun, mulai 2020 untuk jangka waktu 20 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement