Rabu 24 Jun 2015 18:29 WIB

Indeks Kebahagiaan Penduduk Jakarta Di Bawah Riau dan Kaltim

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (8/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari FPKS Triwisaksana mengatakan, Jakarta memasuki usia yang ke 488 semakin memunculkan beragam fenomena kota metropolitan. Modernitas dengan gedung pencakar langit, pusat hiburan, gemerlap malam dan pembangunan transportasi massal modern seperti MRT dan LRT.

Namun, ujar dia, berdasarkan  hasil survei indeks kebahagiaan penduduk tahun 2014 yang belum lama dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) belum memuaskan. "Indeks kebahagiaan penduduk Jakarta hanya sebesar 69,21," ujarnya, Rabu, (24/6).

Angka ini berada dibawah beberapa provinsi yang memiliki indeks kebahagiaan yang lebih tinggi. Indeks kebahagiaan Provinsi Riau 72,42, Maluku 72,12,  dan Kalimantan Timur 71,46.

"Angka ini menunjukkan bahwa aspek ekonomi bukan merupakan variabel utama penentu kebahagiaan. Ini sebabnya indeks kebahagiaan juga disebut beyond GDP karena diukur bukan hanya berdasarkan tingkat ekonomi suatu wilayah,” ujar  Triwisaksana.

Sementara disisi lain Jakarta masih mengalami problem serius seperti kemacetan, banjir, kemiskinan dan pemukiman padat dan kumuh. Selain itu angka kriminalitas yang semakin tinggi juga menyebabkan rendahnya indeks kebahagiaan di DKI Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement