Selasa 23 Jun 2015 19:55 WIB

Ada Bisnis Syariah, maka Harus Ada Akuntansi Syariah

Rep: C91/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung melihat stand OJK Syariah saat pembukaan Pasar Rakyat Syariah di Senayan, Jakarta, Sabtu (13/6).(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat stand OJK Syariah saat pembukaan Pasar Rakyat Syariah di Senayan, Jakarta, Sabtu (13/6).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini bisnis syariah tengah berkembang di berbagai sektor. Maka Chief Executive Partner RSM AAJ Amir Abadi Jusuf menyatakan akuntansinya pun secara syariah pula.

"Saya pikir akuntansi itu akan mengikuti perkembangan praktek bisnis, itu hukum alam," jelasnya kepada Republika saat ditemui di kantornya, di Sudirman, Jakarta, Selasa, (23/6). Ia menambahkan, akuntansi pun bakal terus merefleksikan apa yang terjadi.

Amir menjelaskan, di Indonesia standar akuntansi syariah cukup maju, dan banyak orang yang ingin mempelajarinya. Menurutnya, akuntasi syariah lebih unik dibandingkan akuntansi umum.

"Jadi harus merefleksikan apa yang terjadi di dalam praktek syariah dengan kespesifikannya," ujarnya. Amir mengatakan, karena transaksi syariah selalu berkembang, maka akuntansi syariahnya pun harus ikut diperbarui.

Ia mengungkapkan, di kalangan asosiasi akuntan publik, hanya akuntan yang memahami akuntansi syariah saya yang boleh menghandle perusahaan syariah. Kemudian pemahaman tersebut wajib ditransfer ke akuntan lain.

"Basic akuntansi kan sama, tapi prinsipnya berbeda-beda," tambah Amir. Baginya, tantangan akuntansi syariah sendiri adalah bagaimana minat orang agar lebih tertarik dengan menggunakan transaksi syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement