Senin 22 Jun 2015 12:01 WIB

Harga Ikan Naik, Pedagang Untung, Nelayan Buntung

Ikan segar/ilustrasi
Foto: ralphsfreshfishmongers.com
Ikan segar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) berpendapat, kenaikan harga ikan bila terjadi di berbagai pasar di beragam daerah di Tanah Air, cenderung lebih menguntungkan pedagang dibandingkan menambah kesejahteraan nelayan.

"Itu karena nelayan harus jual cepat saat tempat penyimpanan berpendingin atau 'cold storage' tidak tersedia di kampung pesisir," kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Senin (22/6).

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dinilai juga tidak hanya memberikan janji tetapi segera merealisasikan infrastruktur seperti cold storage di berbagai kampung pesisir.

Ia mengemukakan, harga-harga ikan di sejumlah daerah seperti di Bogor tidak banyak mengalami perubahan, kecenderungannya hanya akan naik di tingkat pedagang. "Artinya, nilai yang harus dibayarkan oleh konsumen juga meningkat untuk mengonsumsi ikan," ucapnya.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut Hutagalung sebelumnya mengatakan, harga ikan cenderung mengalami kenaikan hingga sekitar 10-20 persen menjelang datangnya Ramadhan.

Menurut Saut, kenaikan itu selain karena psikologis harga naik memasuki puasa dan lebaran, serta karena akibat meningkatnya permintaan ikan dan juga keterbatasan pasokan khususnya ikan laut.

Dia memaparkan, tren pola peningkatan harga ikan yang terjadi di beberapa kota besar adalah bahwa kenaikan harga ikan akan dimulai pada 'H-7' atau sepekan sebelum puasa. Namun memasuki pekan ke-2 bulan puasa, lanjutnya, harga akan kembali normal dan baru akan meningkat kembali H-4 sampai H+7 Lebaran.

"Kenaikan harga ikan menjelang lebaran lebih dipengaruhi oleh mulai berkurangnya nelayan yang melaut dan berkurangnya pedagang ikan," tutur Saut.

Dirjen P2HP mengungkapkan, permintaan ikan di beberapa daerah yang diperkirakan akan mengalami kenaikan adalah jenis-jenis ikan tertentu antara lain udang, gurame, lele dan nila (Yogyakarta), Gurame dan nila (Bandung), Bandeng (Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jabodetabek dan Banten), dan kerapu (Manado).

Sedangkan ikan yang paling luas permintaannya, ujar dia, adalah kembung, tongkol, dan bandeng. Sejumlah program dan kegiatan yang sudah dan akan dilakukan oleh KKP dalam rangka menjaga stabilisasi harga dan pasokan antara lain Konsolidasi dan komunikasi dengan pemasok besar, ritel modern, asosiasi untuk mengamankan pasokan dan permintaan.

Selain itu, upaya stabilisasi harga lainnya adalah bazar produk/pasar ikan murah di Jabodetabek dan Dinas Kelautan dan Perikanan seluruh Indonesia berdasarkan surat imbauan Dirjen P2HP, serta memonitoring pasokan dan harga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement