REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Di tengah sanksi Barat, keuangan syariah dinilai masih menjanjikan peluang perolehan dana mengingat banyak negara Islam tidak mengucilkan Rusia.
Presiden Republik Tatarstan Negara Federasi Rusia Rustam Minnikhanov mengatakan, keuangan Islam bisa membantu dunia usaha Rusia di tengah tekanan sanksi Barat.
''Negera-negara Islam tidak mengisolasi kita di komunitas internasional. Perbankan Islam juga terbukti tahan terhadap krisis global dan jadi penyeimbang sistem keuang dunia saat ini,'' tutur Minnikhanov dalam Kazan Summit Forum seperti dikutip laman Russia Beyond the Headlines, Kamis (18/6).
Diakuinya, keuangan Islam memang belum bisa sepenuhnya menggantikan kredit dari Barat. Namun bisa jadi alternatif instrumen keuangan bagi industri. Dari data Dana Moneter Internasional (IMF), volume keuangan Islam pada 2015 ini secara global akan mencapai 3,4 trilliun dolar AS.
Bank-bank di Rusia, termasuk bank terbesar Sberbank dan bank terbesar di Tatarstan AK Bark, juga menunjukkan ketertarikan pada keuangan Islam. Bahkan salah satu penasihat pengembangan perbankan Islam di Sberbank adalah mantan Menteri Pengembangan Ekonomi Rusia German Gref.
''Masalahnya, sistem pajak dan SDM yang tersedia belum memadai. Dengan bantuin pemerintah, kami yakin proses bisa berjalan dinamis,'' katanya.