Rabu 17 Jun 2015 22:20 WIB

Diversifikasi Pangan Dinilai Butuh Kampanye Lebih Luas

Rep: C72/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jagung (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jagung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Keterseidaan beras selalu menjadi persoalan pangan yang mendasar. Oleh karena itu, Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Anang Prihantoro menilai, persoalan itu dapat diselesaikan dengan diversifikasi pangan.

“Banyak bahan pangan lain yang bisa menggantikan beras,” katanya kepada Republika usai Dialog Kenegaraan dengan tema "Bisakah Kenaikan Harga Jelang Puasa dan Hari Raya dikendalika" di Coffe Corner DPD RI, kompleks Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (17/6).

Dengan melakukan diversifikasi, lanjutnya, maka kebutuhan masyarakat akan beras dapat ditekan, sembari terus melakukan peningkatan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang. “Diversifikasi masih membutuhkan kampanye yang lebih luas,” ucap dia.

Ia menyadari langkah diversifikasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras masih membutuhkan langkah jangka panjang lainya. Namun ia optimisitis langkah ini sebenarnya diversifikasi dapat direalisasikan. “Jika perlu, mungkin kita bisa menggalakan hari diversifikasi pangan,” ujarnya.

Hari diversivikasi pangan mungkin dapat menjadi salah satu solusi sosialisasi dimana pada hari tersebut masyarakat diajak untuk mengganti makanan utamanya yakni beras dengan bahan pangan lainya. Namun, bahan pangan pengganti itu haruslah bahan pangan yang diproduksi di Indonesia, bukan tepung terigu yang selama ini merupakan bahan yang diimpor dari negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement