REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Taro) menghadirkan Taro Rangers Camp yang akan berlangsung mulai 14-16 Juni. Ratusan anak usia 8 -13 tahun antusias mengikuti camp yang mengasah kecerdikan, ketangkasan dan kerjasama tim dalam membentuk karakter anak yang cerdik, tangguh dan peduli.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Experiental Learning Kresno Wiyoso mengatakan proses pembelajaran experiental learning itu tidak harus dilaksanakan di dalam ruangan, tapi bisa dilakukan dimana saja. "Namun, harus menerapkan modul experiental learning yang lengkap, memperhatikan sisi safety, juga memperhatikan lesson learned dari apa yang dialami oleh anak-anak," ujar dia.
Taro Rangers Camp merupakan puncak dari kampanye Gerakan Anak Tangguh Indonesia yang diusung oleh Taro di tahun 2015. Menurut dia, pembentukan karakter pada anak -anak usia 8-13 tahun adalah investasi untuk masa depan generasi muda Indonesia yang lebih cerah. Disinilah peran penting penerapan pembelajaran berbasis pengalaman (experiental learning) dalam pembentukan karakter yang sesuai dengan perkembangan anak.
Kegiatan experiential learning seperti outdoor- based activity akan membantu anak-anak untuk mengasah kemampuan berpikir dan fisik mereka dalam mengasilkan anak yang memiliki karakter yang tangguh, mandiri, hebat dan pandai bersosialisasi. Taro Rangers Camp bertujuan untuk meningkatkan motivasi, kepercayaan diri, pola pikir kreatif, kebersamaan, tanggung jawab, kemampuan berkomunikasi, dan rasa saling percaya dari anak-anak melalui pendekatan experiential learning berbasis kegiatan di alam terbuka (outdoor-based training).
CEO PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. Tbk, Joko Mokoginta mengatakan Taro Rangers Camp dirancang untuk menerapkan siklus experiental learning yang lengkap dari tahapan act-reflect-conceptualize-apply. "Tidak hanya itu, di akhir program Taro Rangers Camp, kami juga menyediakan lembar observasi yang akan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing peserta, untuk dapat menjadi masukan bagi orang tua dalam meneruskan penerapan experiental learning di rumah,” kata dia.