Kamis 11 Jun 2015 10:11 WIB

Ketidakpastian The Fed Membuat Dolar Terus Menguat

Rep: C32/ Red: Indira Rezkisari
Petugas menghitung uang pecahan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (23/4).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung uang pecahan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (23/4). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi pasar uang, Kiswoyo Adi Joe menilai penguatan dolar cenderung masih akan lama mengalami penguatan. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan hingga kini The Fed masih sulit menentukan kepastian kapan akan menaikan suku bunhanya.

"The Fed ini sebenarnya yang menjadi masalah, kalau mau menaikan suku bunga dalam waktu cepat saya pikir sebetulnya agak susah," kata Kiswoyo, Kamis (11/6). Menurutnya, ada pertimbangan tertentu mengapa The Fed belum bisa menentukan waktu unyuk menaikan suku bunganya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, ketidakpastian tersebut berimbas kepada pergerakan dolar menjadi menguat sehingga mata uang lain jadi tertekan. Maka wajar menurutnya jika rupiah sempat mengalami kenaikan hingga menembus Rp 13 ribu per dolar AS.

Ia menambahkan, dengan adanya kenaikan dolar yang drastis maka menandakan perekonomiannya sedang naik pesat. Walaupun memang, masih menurut Kiswoyo, kenaikan dolar yg seperti itu membuat dampak negatif juga pada sektor impor AS yang turun.

"Gejolak juga tak hanya dirasakan oleh mata uang rupiah saja makanya. Lalu juga, Amerikanya sendiri juga masih bingung, kalau The Fed mau menaikan suku bunga nanti bisa ambruk ekonomi dia," jelas Kiswoyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement