Rabu 10 Jun 2015 16:39 WIB

Pengamat: Wajar Kok Rupiah Melemah

Rep: C32/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Petugas menghitung uang pecahan rupiah di layanan nasabah Bank BNI, Jakarta, Jumat (13/3).
Foto: Antara
Petugas menghitung uang pecahan rupiah di layanan nasabah Bank BNI, Jakarta, Jumat (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rupiah tengah disebut-sebut berada dalam rekor terburuknya sejak krisis ekonomi 1998. Pergerakan rupiah sudah menembus level Rp 13 ribu per dolar AS yang pada hari ini sesuai data dari Bloomberg sudah bergerak pada level Rp 13.320 yang kian mendekati level Rp 13.400 per dolar AS.

“Jadi ya wajar kok kalau rupiah melemah,” tutur pengamat ekonomi pasar uang, Kiswoyo Adi Joe kepada ROL, Rabu (10/6). Menurutnya, ia tidak terlalu setuju jika pelemahan rupiah sekarang dikaitkan dengan kondisi rupiah yang juga buruk pada saat krisis ekonomi 1998.

Lebih lanjut ia menjelaskan, menurutnya kondisi rupiah yang melemah hingga menembus diatas level Rp. 13 ribu per dolar AS hanya karena terkena dampak dari perekonomian AS. Menurutnya, trend perekonomian di AS memang sedang mengalami kenaikan yang sangat drastis.

“Buktinya penguatan dolar AS nyaris terjadi terhadap semua mata uang di dunia yang terkena dampak,” jelas Kiswoyo. Maka menurutnya, pelemahan terhadap rupiah terjadi karena kebanyakan mata uang yang berbanding dengan dolar AS sedang mengalami perlawanan akibat naiknya dolar.

Diketahui dari Bloomberg, beberapa mata uang yang disandingkan dengan dolar AS yang mengalami penurunan ada mata uang yen Jepang (USD/JPY) turun 1,03 persen pada level 123.06 per dolar AS, dolar Australia (AUD/USD) turun 1,03 persen pada level 0,7689/ dolar AS, dan dolar Kanada (USD/CAD) turun 0,15 persen pada level 1,2318/ dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement