Selasa 09 Jun 2015 23:24 WIB

Menteri ESDM Gunakan Analogi 'Sawah dan Toko Beras' Untuk Jelaskan Ini

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Sudirman Said memberikan keterangan pers seusai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (19/5).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memberikan keterangan pers seusai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan latar belakangan mengapa pemerintah berniat untuk bergabung kembali ke dalam Organisasi Negara Eksportir Minyak atau OPEC. Hal ini dia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Selasa (9/6).

Dalam kesempatan itu, Sudirman mengambil analogi sawah dan toko beras. Ibaratnya, Indonesia dahulu memiliki sawah untuk menghasilkan beras dan toko untuk melakukan praktik jual beli beras. Saat ini kondisi berubah, Indonesia hanya memiliki toko beras dengan lahan sawah yang terlalu sempit. Produksi beras tidak cukup untuk bisa dijual, hanya dikonsumsi sendiri.

"Saya punya analogi sederhana. Dulu punya sawah dan toko beras. Kita bisa ekspor. Sekarang impor dan hanya punya toko beras. Dan akan selalu baik yang punya toko beras tahu harga di pasaran," jelas Sudirman.

Sudirman sendiri mengaku mendapat banyak manfaat setelah menghadiri forum OPEC pekan lalu. Dengan hadir dalam forum OPEC, katanya, Indonesia memiliki kesempatan untuk berdialog secara aktif dan interaktif dengan negara negara pemain utama dalam pasar minyak mentah dunia.

"Ketemu langsung secara bilateral dengan Arab, Kuwait, Iran, Oman. Mereka bilang we love Indonesi. Dapat pembelajaran ada suasana berbeda. Ada suasana dialog. Mereka mau diurus ga hanya oleh negara OPEC. Kira bisa beri masukan sebagai negara konsumen," ujar Sudirman.

Dengan posisi Indonesia sebagai observer, maka Indonesia memberikan suara terkait harga di pasaran internasional. Bahkan, lanjut Sudirman, Iran tertarik untuk bangun kilang di Indonesia.

"Kami akan teruskan menjajaki ini semua. Akan tidak bijak membuka toko beras tanpa dialog dengan pemilik sawah," katanya lagi.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Wira Yudha menyebutkan bahwa kembali bergabung dengan OPEC haruslah memberi jaminan kepada Indonesia untuk bisa mendapat minyak mentah dengan harga rendah. Satya menunya kepqda pemerintah untuk bisa memanfaatkan dialog interaktif di dalam forum OPEC untuk keuntungan Indonesia.

"Idenya sawah dan toko beras sangat logic. Kita berharap ada nego dengan NOC dan NOC. Apakah membeli dari NOC menguntungkan? Jangan-jangan beli dari NOC akan dapat diskon daripada beli langsung," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement