Selasa 09 Jun 2015 22:43 WIB

Tak Kunjung Hadiri Undangan DPR, Ini Penjelasan Menteri ESDM

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri ESDM Sudirman Said.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri ESDM Sudirman Said.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said akhirnya menghadiri undangan Komisi VII DPR setelah sebelumnya 4 kali dirinya tidak bisa hadir.

Rapat tersebut sedianya membahas Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) 2016 dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Namun, belum juga pembahasan dimulai, salah satu anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian langsung meminta kejelasan Sudirman terkait ketidakhadirannya dalam beberapa kali panggilan DPR.

"Ini menghalangi pelaksanaan tugas parlemen. Tindakan ini baik secara langsung dan tidak langsung menghambat fungsi dan ‎tugas DPR yang telah diatur dalam onstitusi. Tentunya DPR mengundang bapak menteri dalam konteks konstitusional. Tolong penjelasannya," ujar Ramson, Selasa (9/6).

Menanggapi hal itu, Sudirman menjelaskan bahwa dalam beberapa kali panggilan tersebut memang dirinya sedang dalam jadwal yang luar biasa padat. Sebab, terdapat beberapa kegiatan yang harus diurus sendiri olehnya.

"Saya mohon maaf tidak bisa penuhi undangan. Kami sudah tiga kali kirim surat untuk jelaskan, kami sepenuhnya sadar untuk menghargai, baik lisan dan tuliskan kami sudah jelaskan kondisi kegiatan kami," katanya.

Dia menjelaskan, pada pertengahan Mei lalu pihaknya harus menyusul Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Papua Nugini. Hal ini lantaran pihak Papua tiba-tiba ingin membicarakan masalah migas. "Agak tiba-tiba memang, karena hari itu diberitahu, sorenya berangkat (ke Papua Nugini)," ujar dia.

Kemudian, sambung Sudirman, pada 22 Mei dan 24 Mei 2015 dirinya diberi tugas untuk menemani Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil dalam joint committee antara Iran dan Indonesia, yang merupakan kelanjutan dari Konferensi Asia Afrika (KAA). Lagi-lagi tugas tersebut tidak bisa diwakilkan, karena item besar dalam kerja sama tersebut menyangkut energi dan migas.

Setelah kembali dijadwalkan raker dengan DPR, Sudirman kembali tidak bisa menghadirinya lantaran harus menghadiri leadership camp eselon 1 Kementerian ESDM di Kopasus. "Tidak bisa ditunda karena sudah tiga kali ditunda. Saya bisa saja tidak bersama mereka, tapi dalam rangka penyegaran dan proses leadership, saya merasa harus bersama mereka," jelasnya.

Sementara pada 5 Juni 2015, tambah Sudirman, dirinya ditugasi pemerintah untuk menghadiri pertemuan anggota OPEC untuk menyampaikan maksud mengaktifkan kembali keanggotaan OPEC. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah memiliki kesempatan berdiskusi dengan berbagai negara anggota yang memiliki ladang minyak yang luas, seperti Iran, Irak, Kuwait.

"Jadi satu k‎unjungan yang padat dalam sepekan. Tp memberi prospek yg sangat baik dan komunikasi kembali dgn negara maju akan memberi kabar baik utk pasokan migas.‎ Dari OPEC mampir ke Azerbaijan utk membantu urusan migas," kata Sudirman lagi.

Sudirman menegaskan, dirinya tidak ada maksud mengabaikan undangan parlemen. Terlebih telah tiga kali dirinya melayangkan surat ke DPR untuk menjelaskan mengenai keadaannya kala itu.

"Jadi ada tiga kali surat yang kami sampaikan, tanggal 19, 21, dan 27 Mei 2015. Mo‎hon itu dipandang sebagai respect kami terhadap anggota DPR," lanjut Sudirman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement