REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR Misbakhun mengaku tidak mempermasalahkan perbedaan pandangan mengenai prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 antara Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
"Saya tidak sependapat yangg disampaikan Ketua Komisi (XI) Fadel Muhammad mengenai adanya perbedaan apa yang diprediksi BI dan Kemenkeu, menurut saya ini bukan perbedaan mungkin ada sebuah angka-angka yang memang berbeda," ujarnya dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) Komisi XI dengan Kemenkeu, BI, Bappenas, dan BPS di gedung DPR/MPR, Senin (8/6).
Seperti diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) berbeda pendapat soal target pertumbuhan ekonomi 2016, di mana pemerintah melalui Kemenkeu menargetkan 5,8-6,2 persen, sementara BI hanya 5,1 persen. "Prediksi-prediksi itu kan siapa yang menguasai program-program secara riil, yang tahu kan Pemerintah dan BI," kata Misbakhun.
Mengenai nilai tukar rupiah, ia mempertanyakan langkah antisipasi apa yang dimiliki BI untuk mengantisipasi hal ini setelah selalu mengatakan hal tersebut terjadi lantaran kondisi global. "Sampai sekarang, Pak Agus (Gubernur BI) mohon maaf bahwa bagamainapun salah satu sumber pendapatan BI juga dari naiknya nilai tukar rupiah ini, BI juga mendapatkan keuntungan," ujar politikus Partai Golkar itu.
Dia mempertanyakan seberapa serius langkah BI dalam mengatasi permasalahan nilai tukar rupiah selam ini. "BI seberapa serius, saya sudah berapa kali menyampaikan kita ingin tahu kinerja BI dalam mengontrol ini seperti apa," lanjutnya.