Senin 08 Jun 2015 16:00 WIB

Petani Berharap Pemerintah Hati-Hati Impor Bawang

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Angga Indrawan
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga Bawang Merah Naik: Pedagang memilah bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Meski harga bawang merah terus melejit, kalangan petani di sentra penghasil bawang Jawa Tengah, Kabupaten Brebes dan Tegal, berharap pemerintah tidak segera melakukan impor bawang. Ketua Kelompok Tani 'Akur Tani Jaya' Kelurahan Kalinyamat Kulon Kota Tegal, Asmawi Aziz, meminta pemerintah tetap berhati-hati dalam melakukan upaya mengendalikan harga bawang.  

"Impornya jangan sampai 'jor-joran'. Silakan impor, tapi tetap harus mempertimbangkan ketersediaan stok bawang  lokal," katanya, Senin (8/6).

Dia mengakui, harga bawang merah saat ini memang sudah cukup tinggi. Di wilayah Kabupaten Brebes dan Tegal yang menjadi daerah sentra penghasil bawang di Jawa Tengah, harga bawang merah dengan kualitas super saat ini sudah mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Sedangkan untuk kualitas rendah, mencapai Rp 35 ribu per kilogram.

Namun bila pemerintah mengambil kebijakan impor, jangan sampai harga bawang di dalam negeri kemudian turun drastis. "Kalau sampai harga anjlok drastis, maka yang akan paling dirugikan nantinya adalah petani bawang lokal," jelasnya.

Aziz mengingatkan, perkiraan musim panen raya bawang merah di wilayah Brebes dan Tegal, sudah tidak akan lama lagi. Saat ini, tanaman bawang di kedua wilayah tersebut, umumnya sudah berusia satu bulan, sehingga diperkirakan akan memasuki panen raya pada Agustus 2015, atau sesudah lebaran. 

"Saat ini, ada beberapa petani bawang yang juga mengalami panen. Tapi tidak banyak. Kemungkinan panen rayanya, sekitar Bulan Agustus," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement