Senin 08 Jun 2015 12:20 WIB
Wabah MERS

Korsel dan Arab Saudi Sama Bahayanya Soal MERS

Rep: C32/ Red: Djibril Muhammad
Petugas rumah sakit di Korea Selatan mengenakan masker untuk mencegah virus MERS, Selasa (2/6).
Foto: www.cbc.ca
Petugas rumah sakit di Korea Selatan mengenakan masker untuk mencegah virus MERS, Selasa (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adanya kabar peningkatan kasus MERS CoV ke Korea Selatan, membuat banyak pertanyaan perlu atau tidaknya tindakan khusus untuk seseorang yang bepergian ke Korsel.

"Sebenanya tentu mau ke Korea Selatan atau Saudi Arabia akan tetap sama perlakuannya," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan‎, Tjandra Yoga Aditama dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ROL, Senin (8/6).

Lebih lanjut ia menjelaskan, ‎hal tersebut bisa dilihat dalam pernbandingan jumlah kasus MERS CoV di kedua negara tersebut. Menurutnya, walaupun tidak sama jumlahnya namun tetap menyebabkan korban penularan.

Ia menjelaskan, kasus MERS CoV di Arab Saudi ada 1.026, di mana 450 di antaranya meninggal dunia yang mengartikan angka kematian 44 persen. Lalu pada 4 Juni 2015, Arab Saudi melaporkan 9 kasus baru MERS CoV di negara tersebut, 4 diantaranya meninggal dunia.‎

Lalu untuk Korea Selatan ada 64 kasus MERS CoV, dimana 5 diantaranya meninggal dunia dengan angka kematian 7,8 persen. Lalu pada 4 Juni 2015, megara tersebut melaporkan 6 kasus baru MERS CoV, 1 diantaranya meninggal dunia.‎

Untuk itu, dengan adanya perbandingan tersebut menurut Tjandra perlakuan kepada setiap orang yang bepergian ke dua negara tersebut harusnya tetap sama.

Menurutnya, penduduk negara manapun saat ini tentu dapat bepergian ke Arab Saudi untuk umroh dan keperluan lainnya, begitupun juga sebaliknya dengan bepergian ke Korsel harus tetap waspada dan hati-hati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement