REPUBLIKA.CO.ID, DRESDEN -- Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara terkaya di dunia yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7) mendesak "kode etik" bagi para profesional perbankan, Gubernur Bank Sentral Jerman Jens Weidmann, mengatakan Jumat (29/5).
Gubernur Bundesbank mengatakan Kelompok Tujuh negara -- Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat -- "mendorong" Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) untuk "mulai mengerjakan kode etik tersebut."
FSB adalah sebuah badan internasional yang memantau dan membuat rekomendasi tentang sistem keuangan global. Lembaga ini berbasis di kota Basel, Swiss, dan dipimpin oleh Gubernur Bank of England (bank sentral Inggris) Mark Carney.
Sektor perbankan telah datang di bawah kecaman di seluruh dunia setelah gelombang skandal yang berbeda seperti kecurangan suku bunga dan pasar mata uang asing.
Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G7, Weidmann mengatakan kode etik akan membatasi dan akan tetap menjadi salah satu yang bersifat sukarela.
"Sudah jelas bahwa pengaturan dan pengawasan telah membatasi mereka. Tetapi pada akhirnya ini adalah tentang integritas pribadi," kata Weidmann.