Kamis 28 May 2015 17:36 WIB

Pengamat: Konsumsi Rumah Tangga Masih Bisa Diandalkan

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Satya Festiani
Benarkah orang Indonesia lebih banyak melakukan aktivitas konsumsi dari pada produksi? (ilustrasi)
Foto: feathers.uk.com
Benarkah orang Indonesia lebih banyak melakukan aktivitas konsumsi dari pada produksi? (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan pemerintah masih bisa mengandalkan   konsumsi rumah tangga untuk menopang pertumbuhan ekonomi 2016. Asalkan,  pemerintah mampu mengendalikan harga-harga seperti bahan bakar minyak (BBM), gas dan beras.   

"Kalau harga ketiga barang itu naik, maka daya beli masyarakat akan tertekan," kata Heri kepada Republika.

Heri mengatakan harga ketiga barang tersebut harus sangat dijaga karena memiliki efek multiplier. Jika BBM naik misalnya, maka harga-harga seperti tarif angkutan umum hingga harga makanan akan ikut naik.

Selama ini konsumsi rumah tangga memang memiliki peranan paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi dari sektor pengeluaran. Pada triwulan I 2015, konsumsi rumah tangga memiliki andil 56,12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).  

Sedangkan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat hanya 0,11 persen terhadap triwulan IV 2014. Bagi Heri, pertumbuhan 0,11 persen adalah angka yang sangat kecil.

"Bisa jadi ini lebih karena pertambahan jumlah penduduk, bukan karena peningkatan daya beli," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement