REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Isu beras plastik telah menyebabkan omset penjualan beras di penggilingan dan Bulogmart mengalami peningkatan. Seperti di Bulogmart, Kepala Bulog Subdivisi Regional Banyumas Setio Wastono didampingi Manajer Bulogmart Priyono, menyatakan omset penjualan beras khususnya beras premium mengalami peningkatan sejak isu beras plastik tersebut merebak.
''Sejak beberapa pekan lalu, penjualan beras premium di Bulogmart memang mengalami peningkatan. Mungkin karena masyarakat khawatir membeli di sembarang tempat, sehingga memilih membeli beras di Bulog,'' jelas Setio, Rabu (27/5).
Priyono menambahkan, sebelum isu soal beras plastik mencuat, omset penjualan beras premium di Bulogmart, hanya sekitar 50 kg per hari. Namun setelah isu beras plastik tersebut merebak, omset penjualan beras bisa mencapai 1-2 ton per hari. ''Selama ini, Bulogmart memang hanya menjual beras premium lokal. Kami tidak menjual beras kualitas asalan,'' katanya.
Selain di Bulogmart, pedagang-pedagang beras di tempat-tempat penggilingan juga mengaku masyarakat yang membeli beras langsung di penggilingan juga mengalami peningkatan. ''Memang makin banyak masyarakat yang membeli beras langsung ke penggilingan,'' kata Karso (46), pedagang beras yang biasa mangkal di penggilingan Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas.
Dia menyebutkan, para pembeli yang datang ke penggilingannya biasanya orang-orang dari Kota Purwokerto. Dengan menggunakan kendaraan roda empat, mereka rata-rata membeli beras yang baru digiling sebanyak 40-50 kg. ''Mereka mengaku membeli di penggilingan karena khawatir kalau membeli beras di sembarang tempat, berasnya mengandung beras plastik,'' katanya.
Terkait kekhawatiran masyarakat ini, Kepala Bulog Banyumas Setio Wastono menyatakan, sebenarnya masyarakat khususnya di wilayah eks Karesiden Banyumas, tidak perlu terlalu khawatir dengan masalah beras plastik ini. Dari inspeksi ke pasar-pasar tradisional di wilayah eks Karesidenan Banyumas, sejauh ini belum ditemukan adanya beras plastik yang dijual pedagang. Semuanya masih beras asli yang diperoleh dari petani lokal.
''Setiap hari, ada petugas dari Bulog Banyumas yang turun ke pasar-pasar tradisional untuk memantau perkembangan harga beras. Setelah ada isu beras plastik, pada petugas kami juga meminta untuk memantau kemungkinan adanya beras plastik yang dijual di pasar-pasar. Namun sampai sekarang, kami belum menemukan beras plastik yang dijual di pedagang-pedagang pasar tersebut,'' katanya.