Senin 18 May 2015 14:21 WIB

Luhut Panjaitan: Pertumbuhan Ekonomi Lambat Warisan Pemerintah Terdahulu

Rep: Andi Nurroni/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tidak akan meningkat signifikan, setidaknya hingga akhir tahun ini. Menurut Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, tren pelemahan ekonomi terjadi sejak 2012, atau merupakan warisan pemerintahan terdahulu ketika era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Kita dulu sudah meramalkan, pertumbuhan paling 4,8 persen kuartal pertama ini. Tapi ternyata 4,71 (persen). Saya tidak surprise,” ujar Luhut, dijumpai seusai memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Senin (18/5).

Sejumlah hal, menurut Luhut, menjadi faktor di balik melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut. Historis pelambatan ekonomi, menurut Luhut, dipicu menurunnya berbagai harga komoditas pada 2011-2012, seperti kelapa sawit dan batubara. Selain itu, memburuknya perekonomian dunia juga memberi andil terhadap melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dari dalam pemerintahan, menurut Luhut, berbagai perubahan struktural, seperti perubahan nomenklatur dan penggabungan kementerian juga berpengaruh terhadap kondisi tersebut. “APBN kuartal pertama baru cair minggu kedua April. Kita lihat, kuartal kedua, mestinya jauh lebih baik,” tutur Luhut.

Menurut Luhut, sedari awal, ia telah mewanti-wanti presiden bahwa dampak dari berbagai perubahan kebijakan yang ia lakukan tidak akan bisa dirasakan dalam waktu dekat. “Saya sudah bilang kepada Presiden, ‘Bapak tidak bisa melihat buah kerja keras Bapak, stidaknya kuartal pertama tahun depan’,” ujar Luhut menirukan kata-kata Presiden Joko Widodo.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement