Ahad 17 May 2015 17:00 WIB

'Investasi Industri Hilirisasi Pertanian-Kemaritiman Sumatera'

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Penyederhanaan Perizinan Penanaman Modal: Kepala BKPM Franky Sibarani menggelar konferensi pers, Jakarta, Selasa (7/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Penyederhanaan Perizinan Penanaman Modal: Kepala BKPM Franky Sibarani menggelar konferensi pers, Jakarta, Selasa (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menggelar kegiatan Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) dan Regional Investment Forum (RIF) di Kota Medan, Sumatera Utara, pada 18-19 Mei 2015. Acara tersebut mengangkat tema Industri Hilirisasi Pertanian dan Kemaritiman.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, untuk mendukung pemerataan pembangunan antar wilayah, penanaman modal didorong ke luar Pulau Jawa, khususnya industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam seperti hilirisasi pertanian dan kemaritiman.

"Kedua industri tersebut merupakan peluang investasi yang kami dorong untuk wilayah Sumatera. Guna menarik investor, tentunya juga perlu didukung dengan infrastruktur serta pengembangan Kawasan Industri maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," ujar Franky dalam siaran pers, Ahad (17/5).

Franky menjelaskan, komitmen Pemerintah dalam mendukung pertumbuhan industri di Sumatera dilakukan melalui beberapa cara. Presiden RI pada Januari 2015 telah meresmikan berbagai proyek strategis di Sumatera Utara di antaranya terminal multipurpose Kuala Tanjung, pencanangan kawasan industri terpadu Kuala Tanjung-Sei Mangkei, pembangunan pabrik minyak goring kapasitas 600 ribu ton/ tahun, pencanangan operasional KEK Sei Mangkei dan ground breaking pembagunan jalan tol MedanBinjai sepanjang 17 km.

BKPM mencatat realisasi investasi Sumatera pada Triwulan I tahun 2015 sebesar Rp 21,1 triliun (16,9 persen dari presentase investasi total), terdiri dari PMDN sebesar Rp 8,8 triliun dan PMA sebesar 1,0 miliar dolar AS. Dengan melihat potensi investasi yang ada di Sumatera, lanjutnya, diharapkan pada tahun 2015 mampu menyumbang Rp 75,2 triliun dari Rp 519,5 triliun atau 14,5 persen kontribusi terhadap kebutuhan investasi nasional.

"Nilai itu diharapkan dapat menopang kesinambungan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi bakat-bakat berkualitas di daerah," imbuh Franky.

Kegiatan GPID & RIF Medan merupakan salah satu dari rangkaian roadshowdi tiga kota yang digelar BKPM di Medan, Manado, dan Mataram dari tanggal 18-22 Mei mendatang. Acara GPID & RIF merupakan kegiatan tahunan BKPM yang sudah dimulai sejak tahun 2006.

Untuk memaksimalkan kehadiran investor dan lebih terfokuskan peluang investasi daerah yang ditawarkan, tahun ini BKPM menggunakan format yang berbeda dengan menggelar roadshow di tiga kota dengan tema yang berbeda-beda.

Peserta yang akan hadir yaitu seluruh perwakilan Badan Penanaman Modal-Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM-PTSP) serta perwakilan asing di Indonesia dan investor yang didatangkan oleh perwakilan BKPM (Indonesia Investment Promotion Center/ IIPC) dari 8 negara (Korea Selatan, Jepang, Australia, Taiwan, Inggris, Amerika Serikat, Persatuan Emirat Arab, dan Singapura).

Acara GPID & RIF di Medan akan dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara dan menampilkan seminar diskusi panel serta pameran peluang potensi investasi dari seluruh provinsi di wilayah Sumatera.

Dalam diskusi panel, Sekretaris Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian akan menyampaikan topik terkait Pengembangan Hilirisasi Sektor Pertanian dan Perkebunan, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memaparkan Pengembangan Investasi Kelautan serta Investasi di Bidang Perikanan Terpadu dan DPD RI wilayah Sumatera Utara akan berbicara mengenai kesiapan daerah dalam menarik investasi.

BKPM juga memberikan kesempatan kepada para calon investor/investor yang hadir untuk melakukan one-on-one meeting dengan para stakeholder di daerah baik kalangan Pemerintah maupun dunia usaha.

"Kami berharap melalui kegiatan one-onone meeting tersebut, para calon investor/ investor dapat memperoleh informasi first hand secara langsung untuk mengetahui secara detail peluang di daerah termasuk ketersediaan lahan, informasi kawasan industri dan lain sebagainya. Kami juga berharap dapat terjalin business matchmaking dengan calon mitra potensial di daerah" kata Franky menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement