Jumat 15 May 2015 15:13 WIB

Pertumbuhan Investor Bali Cetak Rekor

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Para investor melakukan pengurusan perijinan usaha pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat saat peresmian di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin (26/1). ( Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Para investor melakukan pengurusan perijinan usaha pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat saat peresmian di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin (26/1). ( Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pertumbuhan jumlah investor Bali sempat mencetak rekor terbaik diakhir 2014 kemarin. Jumlah investor dari Pulau Dewata meningkat 21 persen, dari 4.939 investor pada akhir 2013 menjadi 6.272 investor pada akhir 2014.

"Hingga April 2015, Bali sudah memiliki 6.693 investor yang mayoritasnya berada di Denpasar dan merupakan rekor tertinggi sejauh ini," kata Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar, I Gusti Agung Alit Nityaryana, Jumat (15/5).

Perkembangan pasar modal Indonesia di sepanjang 2014 menunjukkan pencapaian positif yang disertai dengan tercatatnya sejumlah rekor baru. Pengaruh suhu politik akibat pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) di Juli 2014 tidak menyurutkan optimisme investor untuk tetap bertransaksi di pasar modal Indonesia.

Data BEI menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami kenaikan 21,15 persen menjadi 5.178,373 poin pada 29 Desember 2014. Bahkan, pada 8 September 2014, IHSG berhasil mencatatkan rekor indeks tertinggi sepanjang sejarah dengan ditutup pada level 5.246,489 poin.

Nilai kapitalisasi pasar saham meningkat sebesar 22,76 persen menjadi Rp 5.179 triliun pada 29 Desember 2014.

Pertumbuhan IHSG secara year to date tersebut tercatat sebagai yang tertinggi keempat jika dibandingkan dengan bursa-bursa utama di kawasan regional dan dunia. Level IHSG 2014 telah melebihi Bursa Thailand (15,15 persen), Indeks Nikkei Jepang (8,83 persen), Bursa Singapura (6,32 persen), Bursa Hongkong (2 persen), Bursa Australia (1,75 persen), Indeks FTSE 100 Inggris (-1,71 persen),  Bursa Korea (-4,15 persen), Indeks Dow Jones Amerika Serikat (-4,95 persen), dan Bursa Malaysia (-5,28 persen).

Peluang dan keuntungan dari berinvestasi di pasar modal Indonesia semakin meningkatkan daya tarik pasar modal Indonesia di mata investor asing. Sepanjang Januari-Desember 2014, investor asing membukukan beli bersih (net buying) yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, sebesar Rp 40,102 triliun. Secara konseptual, kata Alit, BEI menginginkan investor di Indonesia tak hanya didominasi asing yang porsinya saat ini mencapai 60 persen.

Direktur Direktorat Pegaturan Pasar Modal OJK, Gonthor Ryantori Aziz menambahkan saat ini sudah ada13 kantor perusahaan sekuritas yang bisa memfasilitasi masyarakat lokal untuk memperdalam investasi pasar modal di Bali. Masyarakat di Indonesia, menurutnya perlu diarahkan dari yang awalnya hanya berorientasi menabung (saving society) menjadi berinvestasi (investing society).

"Kita cukup rasional menargetkan pertumbuhan investor domestik di pasar modal, yaitu investor yang berkualitas, bukan hanya kuantitas," kata Gonthor kepada Republika.

Gonthor juga sempat menyinggung masih sedikitnya jumlah investor di kawasan Indonesia Timur yang salah satunya disebabkan tidak adanya kantor perusahaan sekuritas di sana. Saat ini baru ada satu kantor perusahaan sekuritas di Nusa Tenggara Timur. Oleh sebabnya BEI menggandeng pihak kampus untuk membuka galeri investasi mulai tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement