REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembubaran Pertamina Energy Trading Limted (Petral), anak usaha Pertamina, dinilai bisa berikan efisiensi bagi Pertamina. Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Sucipto menyebut, Pertamina bisa menghemat hingga 400 juta dolar AS bila lakukan perdgangan minyak tanpa melalui Petral.
"Pembubaran Petral agar bottom line lebih baik dari tahun lalu," kata Dwi di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/5).
Saat ini, Pertamina sendiri telah mengalihkan fungsi Petral kepada Integrated Supply Chain (ISC). Bahkan, baru sekitar beberapa bulan, Pertamina telah mendapatkan efisiensi sekira USD22 juta.
"Agar kinerja lebih baik, maka harus ada efisiensi, potensinya 400 juta dolar AS selama 3 bulan kami baru memperoleh 22 juta dolar AS, agar dapat lebih banyak termasuk diambil keputusan," lanjutnya.
Sebelumnya, setelah secara bertahap mengalihkan fungsi Petral (Pertamina Energy Trading Limited) kepada Integrated Supply Chain di bawah PT Pertamina (persero), pemerintah bersama Pertamina akhirnya memutuskan untuk membubarkan Petral. Operasional Petral di Singapura dan Hongkong secara resmi ditutup dan dialihkan ke Indonesia.