REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan dunia usaha Indonesia dapat mendorong ekonomi berbasis manufaktur karena volatilitasnya atau pergerakan yang lebih stabil daripada komoditas.
"Saya berharap para pelaku ekonomi mulai bisa memberikan dorongan supaya bangsa Indonesia mulai meninggalkan cara berpikir kita hanya bisa hidup dari komoditas," katanya dalam Seminar "Strategi Mewujudkan Arsitektur Sistem Keuangan dan Perbankan Nasional yang Tangguh", di Jakarta, Rabu (13/5).
Ia mengatakan pelaku usaha perlu berpikir secara jangka panjang dengan lebih mendalami industri manufaktur yang lebih stabil dengan tingkat deviasi yang jauh lebih kecil daripada komoditas sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Mereka (pelaku ekonomi) tidak pernah berpikir bahwa kepentingan jangka panjang itu lebih penting karena komoditas itu 'volatile', tidak ada negara di dunia ini yang harga komoditasnya stabil," ujarnya. Namun, lanjutnya, industri manufaktur sulit berkembang jika pelaku dunia usaha tidak konsisten mendalaminya.
"Industri manufaktur tidak akan pernah maju karena minggu depan harga komoditas 'booming' (naik) lagi orang beralih ke komoditas," tuturnya. Padahal, harga komoditas juga sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia. "Harga minyak yang rendah ini akan membuat harga komoditas rendah terus," katanya.
Oleh karena itu, dunia industri diharapakan beralih ke manufaktur yang lebih stabil harganya daripada harga komoditas "Dengan manufaktur, kita akan lebih tahan terhadap berbagai goncangan yang ada karena harga komoditas itu volatile," katanya.
Ia mengatakan pelaku usaha harus berfokus manufaktur, dengan pengolahan bahan mentah sehingga memberikan nilai tambah produk.