REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Sekuritas menilai, secara umum penurunan tipis pada cadangan devisa memiliki dampak positif kepada pasar. Bank Indonesia diperkirakan akan lebih aktif menstabilkan rupiah dengan mempertimbangkan dampaknya pada inflasi dan ekspektasi inflasi.
Hal tersebut disebabkan nilai tukar saat ini telah menjadi faktor esensial dalam pembentukan harga barang dan jasa yang diatur pemerintah, yakni harga BBM dan tarif listrik. Riset Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan, sesuai yang diprediksi cadangan devisa akan turun di kisaran 108-110 miliar dolar AS.
Cadangan valas pada akhir April 2015 tercatat 110,9 miliar dolar AS, lebih rendah daripada akhir Maret pada 111,6 miliar dolar AS. Kenaikan pelunasan utang eksternal pemerintah dan penggunaan mata uang asing untuk menstabilkan nilai tukar rupiah membuat fundamental aset cadangan devisa pemerintah berkurang.
Cadangan valas dapat memenuhi impor 6,9 bulan atau 6,7 bulan impor dan pelunasan utang eksternal pemerintah, di atas standar internasional kecukupan devisa selama tiga bulan impor.
Bank Indonesia menilai aset devisa pemerintah yang tumbuh memiliki dampak positif dalam usaha menguatkan ketahanan sektor eksternal dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.