Senin 11 May 2015 03:28 WIB

Perekonomian Iran Mulai Bangkit

Rep: C11/ Red: Winda Destiana Putri
Minyak Iran/ilustrasi
Foto: cbsnews.com
Minyak Iran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Selama bertahun-tahun Iran tengah mengejar program nuklir, dan kini Teheran setuju dengan kekuatan Barat untuk membatasi program tersebut yang dapat berdampak pada ekonomi yang lebih baik.

Sebelumnya Iran hidup di bawah tekanan ekonomi hampir selama satu dekade. Akan tetapi memburuknya perekonomian terakhir terjadi pada 2011.

Dilansir dari Aljazirah, Senin (11/5) Badan Riset Kongres AS memberikan estimasi, ekonomi Iran 20 persen lebih kecil setelah sanksi yang diberlakukan pada 2010. Dan sebagai perusahaan internasional yang gulung tikar, pengangguran tumbuh 20 persen di pertengahan 2012.

Iran sendiri menganggap jumlah tersebut mendekati 13 persen, tapi itu merupakan tiga persen yang buruk dibandingkan pengangguran besar di Amerika Serikat pada 2009.

Adapun Iran kini berada di empat besar dengan cadangan minyak terbanyak di dunia, dan berada di urutan kedua dengan cadangan gas alam terbesar.

Namun, menurut Dana Moneter Internasional (IMF), ekspor energi Iran merosot hampir 50 persen pada 2012 hingga 2013. Dengan penghapusan sanksi terkait nuklir dapat menghidupkan kembali ekonomi Iran.

Perusahaan minyak dan gas dapat kembali merevitalisasi industri, yang tentunya membutuhkan teknologi baru dan investasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement