REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan PT Pertamina (Persero) menunda peluncuran produk BBM jenis baru, Pertalite, yang sedianya dilakukan pada Mei ini mengundang kekhawatiran. Hal ini terjadi lantaran adanya kerugian mengingat di beberapa daerah beberapa pengusaha SPBU sudah mengurangi volume penjualan Premium, bahkan ada juga yang telah mengosongkan tangki timbun Premium.
Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Pimpinan Daerah III Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Juan Tarigan mengatakan hal tersebut tidak benar.
"Mungkin informasinya salah. Pertamina sudah melakukan sosialisasi sejak dua bulan lalu akan segera meluncurkan produk varian baru BBM (Pertalite) dimana varian ini dimaksudkan untuk memberikan opsi tambahan bagi konsumen," ujar Juan kepada //Republika//, Jumat (8/5).
Adapun mengenai masalah penghapusan Premium, ia menambahkan, Pertamina tidak pernah mengatakan akan menghapus Premium. Jadi, kalau ada pengusaha yang sudah mengosongkan tangki premium, ia merasa itu bukan intruksi yang dilakukan oleh Pertamina maupun Hiswana.
"Sejauh ini, kami sebagai pengusaha yang tergabung dalam Hiswana bersifat menunggu. Adapun masalah sosialisasi masih sebatas itu," lanjutnya.
Untuk mekanisme dan tekniknya peluncuran Pertalite, ia mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut dari Pertamina. Meski begitu, Hiswana pada prinsipnya sudah siap jika Pertalite memang benar-benar diluncurkan. Ia meyakini, Pertamina sudah mempersiapkan alur teknisnya pengadaan Pertalite.
Secara teknis dan pemsaran, ia memandang keberadaan BBM jenis baru bukan lah baru bagi Pertamina dan Hiswana mengingat sebelumnya juga sudah pernah meluncurkan Pertamina Dex.
Terkait adanya kerugian yang diterima para pengusaha SPBU akibat tertundanya Pertalite, ia mengaku tidak benar dan tidak ada kerugian. Juan mengatakan, sejauh ini tidak ada pengurangan suplai premium sehingga kondisi saat ini masih bisa dikatakan normal.
Hiswana, lanjutnya, tidak pernah memikirkan adanya penghilangan Premium karena bagaimana pun juga rata-rata penjualan terbesar di SPBU berasal dari Premium. Berdasarkan sosialiasi yang diterima Hiswana, Pertamina juga belum menyatakan regulasi kebijakan penghapusan Premium.
Terkait simpang siurnya keberadaan Pertalite, sebagai pengusaha, ia mengatakan membutuhkan adanya kepastian dan kejelasan sehingga pihaknya mampu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Sebelumnya kencang dikabarkan bahwa keberadaan Pertalite nantinya akan membuat Premium tidak akan ada di kota-kota besar atau hanya disediakan di kota-kota pinggiran dan untuk angkutan umum.
Ia menambahkan, wacana itu baru ia baca di media-media massa, sedangkan dari pertamina secara resmi belum melakukan sosialisasi dan pemberitahuan resmi ke Hiswana.
"Resmi artinya ada hitam diatas putih dimana kita dipanggil Pertamina. Saat ini kami belum diajak berdiskusi dan sosialsasi untuk masalah teknis pelaksanaannya, jadi kami pun juga hanya melihat dan mendengar saja," sambung Juan.
Meski begitu, ia menegaskan, Hiswana tetap mendukung Pertalite supaya konsumen memperoleh opsi varian-varian terhadap BBM, sedangkan masalah penghapusan Premium ia nilai itu wewenangnya pemerintah, Hiswana dalam hal ini tidak dalam posisi mendukung atau menolak.