REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Di tengah lemahnya kondisi ekonomi akibat anjloknya turunnya komoditas dan rendahnya ekspor, industri keuangan syariah diminta berkontribusi pada sektor-sektor yang tidak bergantung pada komoditas.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, ekonomi nasional lemah karena harga komoditas rendah, terlebih harga minyak dunia terus dipaksa turun. Meski demikian, industri keuangan syariah bisa berkontribusi ke sektor yang tidak bergantung pada komoditas sehingga pembiyaan bisa digunakan untuk membuka model usaha baru.
''Dampak rendahnya harga komoditas ini efeknya memang ke mana-mana dan ini tidak juga terasa dampaknya di Indonesia,'' kata Bambang di Forum Riset Ekonomi Keuangan Syariah (FREKS) 2015 di Kampus UI beberapa waktu lalu.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Darmansyah Hadah juga meminta industri keuangan syariah untuk responsif.''Meski ekonomi tidak begitu baik, jangan sampai bank syariah tidak memberi pembiayaan di satu sektor karen tidak paham. Saat potensi dan risiko diketahui, harga akan mengikuti,'' kata Muliaman.
Saat ini pemerintah sedang mendorong sektor kemaritiman, ini area dimana bank syariah bisa ikut berperan. Muliaman paham, saat ini bank syariah masih kecil sehingga kebutuhan riset juga belum sepenuhnya bisa dipenuhi.
Bank-bank besar punya lembaga riset sendiri karena dana mereka besar. Sementara bank syariah harusnya bisa dibantu universitas.
''Kami harap asosiasi bisa jadi komunitas yang saling bantu, misalnya pengumpulan data, sehingga lebih ringan bagi semua. Universitas juga bisa bantu. Kalau bank syariah dibiarkan sendiri, tidak selesai persoalannya,'' tutur Muliaman.
Muliaman menilai informasi adalah hal penting bagi industri keuangan syariah. Sehingga bank syariah tidak hanya memberi pembiayaan konsumsi saja dan terbatas membiaya sektor di luar itu.