Selasa 05 May 2015 12:23 WIB

Kuartal Pertama, Pertumbuhan Ekonomi 4,7 Persen

Rep: c85/ Red: Dwi Murdaningsih
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.
Foto: dok Republika
Bank Dunia memperkirakan di 2015 sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami perlambatan dalam pertumbuhan ekonominya.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2015. BPS menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 hanya sebesar 4,71 persen, melambat dibanding periode yang sama tahun 2014 lalu yang mencapai 5,14 persen (konstan 2010) atau 5,21 persen (konstan 2000).

Kepala BPS Suryamin menyebut, perlambatan ekonomi dipengaruhi oleh tiga hal. Pertama adalah perlambatan ekonomi yang dialami oleh beberapa mitra dagang Indonesia, seperti Cina dan Singapura. Cina, ekonominya tumbuh 7 persen, menurun dibanding periode yang sama tahun lalu 7,4 persen. Senada dengan Cina, Singapura merosot menjadi 2,1 persen dari 4,9 persen.

Suryamin juga menambahkan, perlambatan ekonomi Indonesia kali ini juga dipengaruhi masih rendahnya harga minyak dunia. Selain itu, kinerja ekspor impor juga menurun dina dibandingkan kuartal I tahun lalu.

"Ketiga sangat berpengaruh terhadap kinerja ekonomi," ujar Suryamin, Selasa (5/5)

Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama dari 2011 sampai 2015 melandi cenderung turun. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2011 tumbuh 6,48 persen dibanding tahun sebelumnya (konstan 2000). Sedangkan pertumbuhan ekonomi kuartalan sejak 2011-2015 cenderung memiliki pola sama, kecuali kuartal I-2015 ini.

Dibandingkan kuartal IV-2014, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 turun minus 0,18  persen. Suryamin menjelaskan, penyebabnya adalah pergeseran musim tanam, sehingga bergeser ke kuartal I-2015.

Adapun jumlah total produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I-2015 adalah Rp 2.724,7 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan (tahun 2010) adalah Rp 2.157,5 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement