Selasa 05 May 2015 06:30 WIB

Keuangan Syariah Diminta Jangan Jalan Sendiri

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Satya Festiani
Keuangan syariah (ilustrasi).
Foto: Theedge.me
Keuangan syariah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belajar dari krisis keuangan global, keuangan syariah diminta tidak jalan sendiri, tapi bersinergi dengan sektor riil.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Darmansyah Hadad meminta keuangan syariah tidak tumbuh sendiri, harus tumbuh bersama sektor riil. Ada wisata syariah, makanan halal dan industri busana Muslim yang menanti.

Dibutuhkan langkah proaktif sektor keuangan syariah untuk menjangkau sektor lain. ''Jangan menunggu sampai muncul bubble. Masyarakat haus informasi keuangan syariah dan ini bukan pekerjaan sehari,'' kata Muliaman dalam Forum Ekonomi Keuangan Syariah (FREKS) 2015 beberapa waktu lalu.

Pendalaman pasar, akumulasi pasar dan teknologi industri keuangan juga perlu didorong. Tapi masyrakat tentu tidak bisa langsung di lepas, pendampingan lembaga pendidikan akan sangat bermanfaat.

Karena itu, industri juga harus proaktif mengenalkan diri pada banyak komunitas yang bisa diraih seperti Hijabers, majelis taklim, rumah sakit, ormas Islam, serta komunitas lainnya.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Emil Salim mengatakan, dalam konteks global, sektor finansial tumbuh lebih cepat dari sektor riil sehingga sektor keuangan yang mengendalikan sektor riil.

Krisis Lehman Brothers 2008 menciptakan ekonomi kertas dan mengarahkan manusia pada ekonomi keuangan yang kurang mendukung sektor riil. Sehingga para investor kertas jadi kaya raya dengan cepat.

Emil mengaku gelisah dengan kondisi Indonesia menghadapi paruh ke dua 2015 karena suku bunga The Fed  akan naik dan rupiah terancam. Ia prihatin, sebab dunia dimainkan arus finansial yang dipengaruhi bunga.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement