Senin 04 May 2015 13:41 WIB

UOB Group Membuka Cabang Baru di Yangon

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
UOB cabang Yangon
Foto: uob
UOB cabang Yangon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- United Overseas Bank Group (UOB) meresmikan pembukaan cabang di Yangon Myanmar, Senin (4/5). Dengan pembukaan cabang tersebut menambah jumlah UOB di negara-negara di Asia Tenggara menjadi delapan negara.

Managing Director Group Strategy and International Management UOB Group Ian Wong mengatakan, melalui pembukaan cabang tersebut, UOB memberikan akses layanan perbankan di Myanmar bagi nasabah regional dan global. Selain itu, layanan lintas batas untuk membantu masyarakat berinvestasi dan melakukan ekspansi di beragam jenis industri yang mendorong pertumbuhan ekonomi Myanmar. Layanan yang diberikan berupa corporate loans, trade and project financing serta cash management solutions. UOB juga bekerjasama dengan bank lokal melalui sharing knowledge dan juga trade finance yang bertujuan membantu usaha lokal.

Menurutnya, pembukaan cabang UOB di Yangon akan membantu nasabahnya mengindentifikasi dan mengambil peluang yang ditawarkan Myanmar sebagai pasar baru di kawasan Asia.

“Dengan jumlah populasinya yang besar dan sumber daya alam yang berlimpah, menjadikan Myanmar sebagai tujuan yang menarik bagi nasabah korporasi kami yang berada di berbagai belahan dunia. Kami sangat peduli dalam memfasilitasi investasi jangka panjang ke Myanmar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelasnya dalam siaran pers, Senin (4/5).

Ian menambahkan, UOB fokus kepada perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi di empat kategori industri yakni energi, manufaktur, konstruksi dan hospitality. Berdasarkan The UOB Asian Enterprise Survey 2014, industri-industri tersebut adalah industri dimana investor asing bisa mendapatkan keuntungan yang disebabkan oleh perkembangan pesat di Myanmar dan urbanisasi.

The McKinsey Global Institute mengestimasikan dibutuhkan sejumlah 650 miliar dolar Singapura dalam bentuk investasi untuk mendukung pertumbuhan Myanmar dalam jangka waktu 15 tahun yang akan datang, dari jumlah tersebut dibutuhkan 320 miliar dolar Singapura untuk pembangunan infrastruktur.

Harry Loh, UOB Country Manager di Myanmar mengatakan bahwa investasi di Myanmar akan menambah lapangan kerja dan menaikkan pendapatan yang juga berdampak pada terbukanya peluang bisnis.

“Pada tahun lalu, kami menyediakan pembiayaan luar negeri dan dukungan langsung di tempat bagi beberapa nasabah kami yang berekspansi ke Myanmar. Dengan dikeluarkannya ijin dari bank sentral Myanmar, kini kami dapat menyalurkan dana investasi asing langsung dari luar negeri bagi perusahaan asing maupun perusahaan joint ventures di Myanmar melalui jaringan kami” ujar Harry Loh.

Perjalanan UOB di Myanmar telah berlangsung sejak dua dekade yang lalu ketika pertama kali membuka kantor perwakilannya di Yangon tahun 1994. Pada tahun 2013, UOB merupakan bank asing pertama di Myanmar yang membentuk unit layanan investasi langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dengan tujuan membantu nasabah mengeksplorasi berbagai peluang bisnis di Myanmar.

Selain untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan ekonomi di Myanmar, UOB juga melakukan investasi di bidang sumber daya manusia. Mayoritas pegawai di UOB Yangon adalah warga negara Myanmar dan mereka telah mendapatkan pelatihan di kantor pusat UOB di Singapura dalam rangka persiapan pembukaan kantor cabang.

UOB juga meluncurkan program beasiswa universitas untuk menambah sumber daya manusia di bidang perbankan dan keuangan. Program tersebut diluncurkan pada bulan Agustus 2014 yang bekerjasama dengan dua universitas di Myanmar. Program beasiswa ditujukan untuk membantu siswa-siswa yang berprestasi dari berbagai latar belakang untuk menyelesaikan pendidikan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement