REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi biang kerok terjadinya inflasi sebesar 0,36 persen pada April 2015. Kenaikan BBM tersebut membuat kelompok transportasi mengalami inflasi tertinggi dibanding kelompok lainnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyampaikan, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 1,80 persen dengan andil 0,33 persen.
"Kelompok pengeluaran transportasi ini mengalami inflasi tertinggi yang merupakan dampak dari kenaikan harga BBM. Secara spesifik, andil bensin terhadap inflasi 0,22 persen," kata Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin (4/5).
Seperti diketahui, harga BBM mengalami kenaikan pada awal April. Premium naik menjadi Rp 7.300 per liter dari Rp 8.600 per liter. Sementara solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400 per liter.
Beruntung, kenaikan harga BBM dapat diredam dengan penurunan harga beras sehingga laju inflasi April tidak begitu tinggi. Suryamin mengatakan, kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,79 persen sehingga mampu mengurangi inflasi 0,15 persen.
"Deflasi bahan makanan terjadi utamanya karena penurunan harga beras seiring mulai panen besar. Beras menyumbang deflasi 0,20 persen," ucapnya.
Kelompok pengeluaran bahan makanan menjadi satu-satunya kelompok pengeluran yang mengalami deflasi. Kelompok lainnya yakni kelompok minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,5 persen dengan andil 0,08 persen, kelompok perumahan, air, dan listrik inflasi 0,22 persen dengan andil 0,06 persen.
Selain itu, kelompok sandang inflasi 0,24 persen dengan andil 0,01 persen, kelompok kesehatan inflasi 0,38 persen dengan andil 0,02 persen. Sedangkan pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi 0,05 persen, andilnya 0,01 persen.