Senin 04 May 2015 00:27 WIB

Keuangan Syariah di Inggris Semakin Berkembang Pesat

Rep: C26/ Red: Yudha Manggala P Putra
keuangan syariah/ilustrasi
Foto: alifarabia.com
keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS -- Perkembangan keuangan berbasis syariah semakin mendapatkan dukungan di Inggris. Seiring juga dengan meningkatnya popularitas di kalangan non Muslim.  Kepala Penjualan dan Pemasaran Ritel di Bank AL Rayan, Tim Sinclair  mengatakan pelanggan non Muslim tertarik terhadap bentuk sistem keuangan Islam.

"Pelanggan Non-Muslim tertarik untuk keuangan Islam karena cara yang etis di mana kita melakukan bisnis dan juga pendekatan baik kami untuk layanan pelanggan," kata Sinclair seperti dilansir On Islam, Senin (4/5).

Ia mengatakan sistem keuangan syariah menggunakan prinsip-prinsip yang menarik masyarakat Inggris. Keuangan Islam mendasarkan pada pemerataan, perdagangan yang adil, bijaksana, dan kesejahteraan bagi masyarakat secara keseluruhan. Inilah yang dinilainya menjadi alasan di balik semakin bertumbuhnya sistem keuangan ini.

Inggris mulai melayani produk dari berbagai rekening tabungan, investasi, hipotek, kebijakan asuransi simpan pinjam mahasiswa yang berbasis syariah. Mereka tidak pernah diperbolehkan investasi dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan Islam. Seperti di antaranya yang berhubungan dengan perjudian, alkohol, pornografi, senjata, tembakau, ataupun kegiatan spekulatif.

Kepala Keuangan Islam di PricewaterhouseCoopers (PwC) Mohammad Khan tidak ada alasan untuk menarik produk berbasis syariah dari pasaran.

Pasalnya produk ini juga tengan berkembang di negara-negara lain contohnya Malaysia. Bukan hanya masyarakat Muslim yang berinvestasi tetapi juga non Muslim.

September lalu, Pemerintah Inggris menyetujui pinjaman berbasis syariah bagi pelajar muslim dalam biaya pendidikan. Ini sebagai bentuk membantu siswa mengatasi kenaikan terbaru dalam biaya pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement