REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih Kuartal I 2015 sebesar Rp 2,82 triliun. Laba bersih tumbuh 17,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 2,39 triliun.
Direktur Utama Bank BRI Ahmad Baiquni mengatakan, kenaikan laba bersih ditopang oleh kinerja pada berbagai segmen bisnis yang menjadi sumber Pendapatan Bunga Bersih maupun Pendapatan Non-Bunga.
“Faktor yang mendorong laba bisa tumbuh 17 persen karena ada kenaikan pertumbuhan kredit sebesar 9,1 persen. Kedua, ditopang pertumbuhan pendapatan nonbunga sebesar 23 persen,” ujar Ahmad Baiquni dalam paparan kinerja Bank BNI Kuartal I-2015 di Kantor Pusat Bank BNI Jakarta, Kamis (23/4).
Menurutnya, manajemen baru BNI telah mulai bekerja dengan fokus pada tiga segmen bisnis utama, yakni Korporasi, Menengah dan Kecil, serta Konsumer. Meskipun Kuartal I 2015 dimulai dengan perlambatan musiman, lanjutnya, namun Manajemen BNI tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang dan pencapaian berbagai target-target utama.
Pendapatan Bunga Bersih BNI Kuartal I-2015 tercatat naik 15,3 persen menjadi Rp 6,10 triliun dibandingkan kuartal I-2014 sebesar Rp 5,29 triliun. Dengan kondisi kenaikan suku bunga, BNI meningkatkan Net Interest Margin (NIM) di level 6,5 persen, dibandingkan sebelumnya NIM Kuartal I-2014 sebesar 6,1 persen.
Sementara Pendapatan Non-Bunga Kuartal I-2015 naik 23,8 persen menjadi Rp 2,94 triliun dibandingkan kuartal I-2014 sebesar Rp 2,37 triliun. Pertumbuhan tersebut didukung oleh kenaikan fee based income yang disumbang dari pendapatan premi asuransi, transaksi ATM, dana pensiun, billpayment & PPOB (payment point online bank), bancassurance dan bisnis kartu.
Ahmad Baiquni menambahkan, ke depan BNI akan mengandalkan asuransi untuk mendorong peningkatan fee based income. Terlebih, pada 2014 BNI telah menggandeng partner dari Jepang, yang diharapkan menopang pertumbuhan fee based income.
“Ke depan kita genjot fee based income dari e-chanel. Kemudian fee based income dari trade finance akan lebih ditingkatkan lagi. Proyeksi pertumbuhan fee based income sekitar 20-22 persen sampai akhir tahun,” imbuhnya.