REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Pertumbuhan kegiatan usaha di Jawa Tengah pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan yang sama pada triwulan IV pada tahun 2014.
Meski begitu kegiatan investasi pada triwulan ini mengalami peningkatan seiring dengan akses kredit ke perbankan yang juga semakin lebih mudah.
Deputi Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng- DIY, Ananda Pulungan mengatakan, perlambatan dunia usaha ini terindikasi dari pencapaian Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan berjalan yang tercatat sebesar 7,55 persen.
Angka ini menunjukkan SBT SKDU ini masih lebih rendah dibandingkan dengan SBT triwulan IV- 2014 yang mencapai 15,51 persen.
“Persentase SBT ini juga masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 12,23 persen,” jelasnya di Semarang, Ahad (19/4).
Ia menjelaskan, perlambatan kegiatan usaha ini terjadi hampir pada seluruh sektor perekonomian, termasuk pada tiga sektor ekonomi utama di provinsi Jawa Tengah ini.
Masing- masing pada industri pengolahan; perdagangan, hotel dan restoran; serta pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Sementara itu, penurunan kegiatan usaha hanya terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).