Ahad 19 Apr 2015 03:10 WIB

Negara Anggota IMF: Pertumbuhan Global Moderat dan Tidak Merata

Rep: c25/ Red: Satya Festiani
Gedung Dana Moneter Internasional (IMF) Washington DC
Foto: EPA/MATTHEW CAVANAUGH
Gedung Dana Moneter Internasional (IMF) Washington DC

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada hari Sabtu (19/4), dalam sebuah pernyataan, IMF memperingatkan kalau saat pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju telah diperkuat, beberapa negara berkembang sedang dilanda harga komoditas yang lebih lemah dan ekspor.

Dengan Amerika Serikat yang siap untuk menaikkan suku bunga, negara-negara anggota IMF menjelaskan pentingnya bergerak untuk ‘normalisasi kebijakan’ yang disertai dengan komunikasi yang efektif dari perubahan untuk mengurangi risiko munculnya pengaruh.

"Kemungkinan potensi pertumbuhan yang lebih rendah menjadi tantangan yang lebih relevan dalam jangka menengah," kata Komite Pengarah IMF selama pertemuan musim semi IMF di Washington.

Pertemuan tersebut menyimpulkan telah terjadi di tengah kekhawatiran kekurangan uang, Yunani akan gagal mencapai kesepakatan dengan perusahaan Uni Eropa dan kreditur IMF. Pada saat yang sama, risiko menguatnya harga dolar dan komoditas yang rendah telah memukul pasar negara-negara berkembang seperti terik pertumbuhan ekonomi China yang telah melambat.

Inflasi yang rendah tetap menjadi perhatian bagi banyak negara maju, meskipun, tanda-tanda program pelonggaran kuantitatif Bank Sentral Eropa telah mendorong perekonomian yang sakit di Eropa, dan pertemuan itu menyerukan kebijakan moneter yang akomodatif untuk dipertahankan saat diperlukan.

"Ketidakseimbangan global berkurang dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi penyeimbangan kelanjutan permintaan masih diperlukan," kata komunike tersebut. Yang memunculkan gaung AS akan kekhawatiran atas surplus transaksi berjalan yang besar di Jerman.

Terlepas telah ada sedikit tanda baru pada pertemuan ‘perang mata uang’, sekalipun lonjakan nilai dolar terhadap euro dan yen, pertumbuhan kekuatan ekonomi China telah membayangi pembicaraan.

Beijing telah disebut-sebut memiliki bank pembangunan sendiri sebagai saingan lembaga yang berbasis di Washington yang didirikan, serta mendorong masuknya mata uang dalam kantung IMF untuk mencerminkan kekuatan ekonomi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement