REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kurs dolar merosot lebih jauh di Asia pada Jumat, setelah putaran lain data ekonomi AS yang mengecewakan menimbulkan keraguan lebih lanjut tentang kemungkinan Federal Reserve menaikkan suku bunganya pertengahan tahun.
Greenback berpindah tangan pada 119,00 pada perdagangan sore di Tokyo, sedikit turun dari 119,04 yen di New York pada Kamis sore dan turun jauh dari 119,33 yen di Tokyo pada Kamis (116/4) pagi. Euro menguat menjadi 1,0772 dolar dan 128,19 yen terhadap 1,0761 dolar dan 128,10 yen di perdagangan AS, karena investor melihat lambatnya kemajuan dalam pembicaraan dana talangan (bailout) Yunani dengan para kreditor internasionalnya.
Pada Kamis, data AS menunjukkan pembangunan rumah baru naik kurang dari yang diperkirakan pada Maret, sementara klaim pengangguran awal, tanda laju PHK, meningkat jauh di atas perkiraan ke tingkat tertinggi dalam enam minggu.
Angka-angka mengecewakan terjadi sehari setelah data menunjukkan produksi industri AS jatuh pada Maret dua kali lebih banyak yang diperkirakan, sementara Fed cabang New York mengatakan indeks aktivitas manufaktur Empire State (negara bagian New York)-nya jatuh ke wilayah negatif pada April untuk pertama kalinya sejak Desember.
Data penjualan ritel AS yang mengecewakan awal pekan ini -- serta pertumbuhan ekonomi Tiongkok lemah -- juga menekan sentimen dan permintaan dolar. Sebuah pidato ketua Fed Atlanta Dennis Lockhart, anggota voting Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), unit kebijakan bank sentral, sedikit menginspirasi keyakinan kenaikan suku bunga pada pertengahan tahun.
"Sebuah gambaran ekonomi suram bukan keadaan ideal untuk membuat keputusan kebijakan besar" tentang awal untuk menaikkan suku, kata dia, menegaskan ia menyajikan pandangannya sendiri dan tidak berbicara untuk dewan kebijakan atau Fed.
Ekspektasi awal tahun untuk kenaikan suku bunga pada awal Juni karena ekonomi utama dunia itu menunjukkan tanda-tanda penguatan, tetapi serangkaian indikator lemah telah mendorong jadwal itu mundur, mendorong dolar lebih rendah.
Dolar sebagian besar melemah terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS merosot menjadi 1,3477 dolar Singapura 1,3557 dolar Singapura pada Kamis, menjadi 31,10 dolar Taiwan dari 31,17 dolar Taiwan, menjadi 1.083,95 won Korea Selatan dari 1.088,15 won, dan menjadi 32,40 baht Thailand dari 32,42 baht.
Greenback juga turun menjadi 44,36 peso Filipina dari 44,42 peso, menjadi 62,37 rupee India dari 62,40 rupee dan meningkat menjadi 12.862,00 rupiah Indonesia dari 12.857,50 rupiah. Dolar Australia naik menjadi 77,80 sen AS dari 77,38 sen AS, sedangkan yuan Tiongkok menurun 19,22 yen dari 19,26 yen.