REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak global naik untuk keempat hari berturut-turut pada Selasa waktu New York atau Rabu (15/4) pagi WIB. Harga kontrak AS melonjak setelah laporan pemerintah memperkirakan penurunan produksi dalam minyak serpih (shale) AS.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, patokan kontrak berjangka AS, bertambah 1,38 dolar AS. Harga minyak ditutup di angka 53,29 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei, patokan global yang diperdagangkan di London, tetap di angka 58,43 dolar AS per barel, naik moderat 50 sen dari tingkat penutupan Senin sebelumnya.
Badan Informasi Energi (EIA) Departemen Energi AS mengatakan bahwa produksi dari tujuh wilayah serpih negara itu (yang mendorong produksi minyak mentah AS ke rekor tertinggi) tampaknya akan turun 57.000 barel per hari pada Mei. Para analis mencatat untuk pertama kalinya EIA memproyeksikan penurunan sejak lembaga itu memulai laporan produktivitas pengeboran bulanan pada 2013.
"Hal ini menambah keyakinan bahwa harga yang lebih rendah dan penurunan tajam dalam jumlah rig akhirnya berdampak terhadap produksi, mengirim harga untuk menguji tingkat tertinggi yang terakhir terlihat pada awal Februari," kata Matt Smith dari Schneider Electric.