Senin 13 Apr 2015 21:47 WIB

Usulan Pemanfaatan Energi Nuklir untuk Listrik Dinilai Terburu-Buru

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Fusi Nuklir (ilustrasi)
Foto: VOA
Fusi Nuklir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia diminta tidak perlu terburu-buru mengeksekusi pemanfaatan energi nuklir untuk pembangkit listrik. Ketimbang memanfaatkan nuklir, lebih baik memanfaatkan energi terbarukan yang lain yang masih berserakan pun ramah lingkungan.

"Tidak perlu terburu-buru, bukannya saya tidak mendukung, tapi kita masih belum siap untuk saat ini," kata Pengamat Politik Ekonomi Ichsanuddin Noorsy dalam Workshop bertajuk “Kebijakan Sektor Maritim, Energi, dan Ketenagakerjaan” pada Senin (13/4). Hal tersebut merespons wacana pemanfaatannya yang digulirkan DPR baru-baru ini.

Setidaknya, ada lima hambatan besar yang membuat yang membuat Indonesia belum siap yakni ketidaksiapan dalam hal kedisiplinan yang belum memadai, menambah ketergantungan dan pembiayaan teknologi yang baru, menambah devisa keluar, masih punya penyebaran energi primer yang terserak di setiap sektor dan belum optimal didayagunakan serta belum mengoptimalkan keunggulan energi lokal. Jika dipaksakan saat ini, maka dikhawatirkan akan berantakan.

Ditegaskannya, energi nuklir bukannya tidak penting. Tapi itu bukanlah jawaban dari rencana pemerintah untuk membangun pembangkit listrik berdaya 35 ribu mega watt dalam lima tahun mendatang.  Sebab masih banyak yang mesti dikaji dan masih banyak pula energi ramah lingkungan yang harusnya diprioritaskan. Di antaranya sumber energi dari matahari, gelombang, nabati atau gas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement