REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menilai, pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke sektor produktif merupakan langkah tepat.
Chief Economist of of the World Bank's East Asia and Pacific Region Sudhir Shetty mengatakan, pengurangan subsidi BBM merupakan langkah tepat. Namun, momentum tersebut perlu diperluas dan diperkuat, bahkan ketika harga minyak kembali naik.
Menurut Sudhir, negara-negara dalam kawasan tersebut harus menemukan jalan untuk mempertahankan perbaikan produktivitas, menanggung biaya layanan kesehatan, dan memperbesar alokasi dana untuk program jaminan sosial.
"Upaya untuk meningkatkan pendapatan dan merestrukturisasi pengeluaran bisa mengisi kekurangan investasi infrastruktur," kata dia, Senin (13/4).
Dia menilai, lebih banyak dana harus dialokasikan untuk perlindungan sosial dan program asuransi.
Sudhir menuturkan, penurunan harga minyak menciptakan kesempatan bagi pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM dan meningkatkan pajak energi. Bagi negara di Asia Timur dan Pasifik, subsidi BBM dari berbagai pengeluaran pajak telah merugikan belanja publik dan melemahkan neraca berjalan.