Ahad 05 Apr 2015 22:15 WIB

Demi Swasembada Pangan, Mentan Waktu Tidurnya Berkurang

Rep: c84/ Red: Maman Sudiaman
Amran Sulaiman
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Amran Sulaiman

REPUBLIKA.CO.ID, JENEPONTO -- Demi mewujudkan program swasembada pangan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman  mengaku rela waktu istirahatnya berkurang dari biasanya.

"Saya tidur hanya 2 atau 3 jam, jangankan tidur nyawa pun saya serahkan demi pertanian di indonesia," ujarnya dalam Panen Raya Jagung NK 212 di Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu.

Baca Juga

Ia mengharapkan adanya dukungan dari masyarakat Indonesia dalam merealisasikan tergetnya tersebut. Salah satunya dengan melakukan gerakan tanam culik. Amran berkeinginan para petani langsung menanam padi setelah panen.

"Jangan biarkan tanah tidur. Kalau tanah tidur, maka petani juga tidur. Kalau petani tidur, traktornya juga ikut tidur," lanjut Amran.

Hal ini ia katakan demi terjadinya peningkatan produksi pasca panen. Ia juga menyinggung disparitas terlampau tinggi yang mengakibatkan para petani tidak menikmati harga tersebut. Ia mengaku, untuk mewujudkan swasembada pangan memang tidak mudah, namun ia yakin jika hal ini mampu tercapai apabila ada kerjasama yang apik oleh segala elemen yang terkait.

"Sekali berlayar, yang pulang hanya nama atau keberhasilan, tidak ada yang sedang-sedang."

Terkait swasembada jagung. Ia mengatakan optimis hal tersebut akan terpenuhi jika ada kenaikan produksi jagung sebesar 1 juta hektare di Sulsel dan 2 juta ton di Jawa Timur. Ia mengatakan target produksi jagung tahun ini sebesar 73 juta ton, atau meningkat 3 juta ton dari tahun lalu.

Untuk itu, ia memerintahkan kepada stafnya agar turun ke lapangan demi menggapai swasembada pangan.

"Swasembada ada di lapangan bukan di Jakarta. Seluruh staf Kementan kami sebar di seluruh kabupaten di Indonesia," tegasnya.

Ia berharap hal ini akan membuahkan hasil yang baik. Amran juga menambahkan terus berupaya memperbaiki faktor-faktor kunci yang terkait dengan produksi pertanian seperti masalah irigasi, benih, pupuk, alat mesin pertanian, dan penyuluhnya. Ia menambahkan, sejumlah hasil positif berhasil dicapainya seperti adanya penambahan luas tanam sebesar 640 ribu hektare tahun ini atau menjadi yang terbesar sepanjang 10 terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement