REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan tingkat pengangguran AS masih bertahan di level 5,5 persen.
Pengusaha di AS menambahkan 126 ribu pekerjaan pada Maret, namun keuntungan jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Keuntungan yang melambat menandai jeda dari 12 bulan yang beruntun dimana pengusaha menambahkan lebih dari 200 ribu pekerjaan setiap bulan.
Cuaca buruk musim dingin, menurunnya pabrik, dan lambannya kegiatan konstruksi berkontribusi pada angka tersebut.
"Berbagai faktor termasuk cuaca dan pelambatan ekonomi global telah mempengaruhi data ekonomi untuk kuartal pertama," kata Jason Furman, Ketua Dewan Penasehat Ekonomi Gedung Putih, seperti dilansir Reuters, Jumat (3/4).
Selain itu, statistik pekerjaan untuk bulan Januari dan Februari direvisi turun oleh gabungan 69 ribu pekerjaan.
Pabrik melepaskan 1.000 pekerjaan setelah 19 bulan perekrutan, sedangkan industri konstruksi selama 15 bulan beruntun mengalami kerugian dengan jumlah yang sama. Sedangkan sektor pertambangan, penerbangan, dan pengeboran minyak kehilangan 11 ribu pekerjaan.
Pertumbuhan upah di luar pengecualian. Rata-rata upah per jam naik hanya 0,07 dolar AS, kenaikan tahun ke tahun dari 2,1 persen.
Rata-rata jam bekerja orang-orang di AS lebih sedikit pada Maret daripada yang mereka lakukan pada bulan Februari. Itu berarti pendapatan mereka yang sebenarnya jatuh. Banyak orang Amerika keluar dari angkatan kerja, sebagian karena telah mencapai usia pensiun.
Pada bulan Maret, hanya 62,7 persen orang Amerika bekerja atau mencari pekerjaan, tingkat terendah sejak tahun 1978.
Bensin lebih murah dan pertumbuhan pekerjaan masa lalu belum mendorong belanja konsumen. Keuntungan upah sederhana telah dibebani ekonomi AS sejak resesi besar berakhir hampir enam tahun yang lalu.